Mohon tunggu...
Pedro Jonathan
Pedro Jonathan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menjadikan tulisan sebagai wujud penyampaian pesan dan aspirasi pribadi. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekskursi Pondok Pesantren: Menemukan Makna Toleransi dalam Kebersamaan

18 November 2024   21:54 Diperbarui: 18 November 2024   22:24 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ekskursi ke Pondok Pesantren adalah pengalaman istimewa yang menawarkan pelajaran berharga tentang toleransi, kesederhanaan, dan kebersamaan. Melalui kegiatan ini, Kolese Kanisius menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga membentuk karakter melalui pengalaman lintas budaya dan agama. Tradisi tahunan ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga menggugah hati tentang bagaimana perbedaan adalah sumber kekuatan yang menyatukan.  

Dialog Lintas Agama: Awal yang Membuka Cakrawala 

 

Ekskursi diawali dengan seminar dialog lintas agama, menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang kepercayaan. Suasana diskusi berlangsung hangat, penuh tawa, dan sarat makna. Dialog ini tidak hanya menjadi ruang untuk memahami nilai-nilai universal seperti kedamaian dan kasih sayang, tetapi juga menumbuhkan rasa saling menghargai.  

Kegiatan ini menegaskan pentingnya dialog sebagai sarana untuk menjembatani perbedaan. Sebagaimana Nelson Mandela pernah mengatakan, 

"No one is born hating another person because of the color of his skin, or his background, or his religion. People must learn to hate, and if they can learn to hate, they can be taught to love."

 Melalui percakapan yang penuh rasa hormat, tercipta pengertian yang lebih mendalam tentang bagaimana nilai-nilai kemanusiaan dapat menyatukan semua orang.  

Perjalanan Menuju Pondok Pesantren: Antusiasme yang Menggembirakan  

Setelah dialog lintas agama, perjalanan menuju Pondok Pesantren Al Marjan di Lebak, Banten, dimulai. Suasana perjalanan dipenuhi dengan kegembiraan dan antusiasme. Sambutan hangat dari para santri setibanya di pesantren menjadi momen yang menghapus jarak dan menciptakan rasa kebersamaan sejak awal.  

Fasilitas sederhana yang ada di pesantren menjadi pengingat akan pentingnya hidup bersyukur. Meskipun jauh berbeda dari kemewahan yang biasa dinikmati di kota besar, kesederhanaan ini justru mencerminkan kebahagiaan yang tidak tergantung pada materi. Dari lingkungan ini, muncul pelajaran penting tentang bagaimana rasa cukup dapat membawa ketenangan dalam hidup.  

Pengalaman Spiritual: Perspektif Baru tentang Agama 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun