Mohon tunggu...
Peci Miring
Peci Miring Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Jurnalis Lepas

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Al Muktabar, Ternyata Bukan Kaleng-Kaleng dan Workholic

8 Mei 2023   08:32 Diperbarui: 8 Mei 2023   08:42 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

"Gila Lo Dro, mana ada Gubernur yang berani ngegeser keluarga Dinasti Bu Atut," kata seorang kawan kalau saya pulang ke Banten dan  mengobrol politik. Saya paham maksud pernyataan  kawan saya itu.  Selama ini  keluarga Atut atau orang-orang dekat Bu Atut  tak tersentuh di posisi-posisi basah. Ada keponakannya yang bertahun-tahun tak pernah pindah di Badan Pendapatan Daerah, dinas impian para ASN di Banten.  

Rezim Rano Karno berganti ke Pj. Nata Irawan, pindah rezim Wahidin Halim, mereka terus nangkring tak tergoyahkan. Ada Sekretaris Daerah (Sekda) pada jamannya Rano Karno mencoba mengotak-atik staf dan pejabat di Bapenda. Baru saja menggeser-geser dan mutasi staf, malah beliau  yang kalah. Aibnnya menguap kemana-mana, kesalahannya terus terekpose hingga ia terjungkal dan dipecat sebagai Sekda.

Tapi kali ini pernyataan kawan saya terbantahkan. Seorang Pejabat Gubernur yang tadinya  tak pernah diperhitungkan kini melesat ke permukaan. Bak seorang musafir dari timur jauh, ia ditugasi utuk menertibkan Banten yang crowded. Dia adalah Al-Muktabar, Sang Kontroversial. Tiga bulan pertama Banten bising atas kebijakan-kebijakan kontroversialnya dan tidak biasa. Kebijakan atas politik anggaran, manajemen kepegawaian pemerintahan, idenya yang meloncat soal pembelajaran metaverse dan lain sebagainya. Al-Muktabar menghadapi arus besar yang siap menghantam dirinya. 

Mulanya adalah  politik anggaran. Banyak yang menilai lelaki yang pernah menjadi asisten khusus Mendagri Soeryadi Soedirja ini akan menampung aspirasi kekuatan politik yang mendukungya,salah satu parpol terbesar di republik ini. Atau setidaknya ia akan dikendalikan oleh elit-elit partai ini. Karena secara kasat mata, elit-elit partai ini wara-wiri mendampingi dan mengambil pengaruh  sebagai pengendali Pj Gubernur. 

Bahkan, secara terang-terangan elit partai ini berani memanggil kepala OPD-OPD ke kantornya untuk mendoktrin berbagai rencana dengan alasan kepentingan partai. Kepala kepala OPD banyak yang kecele. Mereka turuti aspirasi elit ini, bahkan beberapa proyek dan kegiatan diambil alih oleh si elit.   

Bukan Kaleng-Kaleng

Al-Muktabar tentu bukanlah cupu. Sebagai seorang ASN senior ia paham menghadapi elit partai yang berselancar. Jika dibiarkan situasi ini berpengaruh pada dirinya sebagai  nahkoda Banten yang dipercaya penuh kepada Presiden. Al, paham bandul kekuasaannya berada  pada Presiden Jokowi bukan kepada elit partai di Banten.  Karena itulah Al-Muktabar melakukan langkah jitu dan taktis. Ia biarkan anggaran kitu menjadi mekanisme normatif bersama DPDR sebagai Lembaga bujeting. Tidak ada hidangan khusus untuk partai tertentu. Ia menganggap partai-partai yang berada di parlemen itu juga adalah koalisi Jokowi yang harus diberikan kesempatan. Perintah Jokowi jelas, Bekerja Untuk Masyarakat Banten! Al Muktabar tegak loros kepada Presiden Jokowi.

Maka pada triwulan kedua, mulai tampak, AlMuktabar melakukan konsolidasi terhadap kepala-kepala OPD agar tidak mudah dipengaruhi oleh kelompok tertentu. Walhasil menimbulkan kegeraman dari partai yang merasa menjadi barisan terdepan membela AlMuktabar. Saya kira bukan ia lupa terhadap jasa dan perjuangan seseorang atau kelompok tertentu, namun Al cukup memahami siapa yang harus dilayani dan diberikan reward.

 Al juga tidak menutup mata orang yang bersungguh-sungguh membantu dirinya dan orang yang berpura-pura hanya untuk mendapatkan kue APBD. Al, ASN yang cerdas, ia tidak memerintah kepala OPD untuk membantu kelompok tertentu namun juga tidak mencegahnya. Ia biarkan OPD kitu berselancar dan dia monitoring. Al tidak ingin terjebak pada permainan. Mereka yang bermain, mereka yang harus menanggung sendiri, kira-kira begitu jalan pikirannya.

Yang tak kalah menarik ya ini, terkait komposisi kepegawaian yang baru saja dilantik. Sudah sejak lama, beberapa kelompok yang merasa berjasa itu, mulai menyusun strategi. Ingin mendudukana orang-orangnya di tempat yang dia inginkan. Tujuannya adalah untuk memuluskan pengambilan kue APBD. Sudah sangat jelas ada orang yang melakukan claim, dan banyak yang datang ke tempatnya untuk mutasi atau promosi. 

Lagi-lagi AlMuktabar saya lihat bukan ASN kaleng-kaleng, ia tidak ingin masuk jaring orang yang mengaku-ngaku mendukungnya. Ia mengambil langkah terukur dan sesuai perundang-undangan. Sebagai pengajar ASN dan juga menjadi Ketua Widyaswara Indonesia, Al mencoba menerapkan ilmu yang dimilikinya. Misalnya soal jabatan pelakasana tugas (Plt) yang diterapkannya kepada beberapa OPD. 

Ini adalah satu-satunya di Indonesia yang mem PLT-kan lebih dari 300 jabatan.  Banyak yang nyinyir dan menyudutkannya, kebijakannya terus disorot oleh media partisan. Ia juga dilaporkan oleh beberapa organisasi ke Irjen Kemendagri. Tapi Al Muktabar memang suhunya ASN. Ia sudah tamat mengenai perundang-undang kepegawaian dan  reformasi birokrasi, meritokrasi dan lain sebagainya. Info dari orang-orang penting  Kemendagri justru Almuktabar adalah tim perumus aturan dalam pembuatan bidding jabatan. Wajarlah kemudian infonya Al seringkali dimintai pendapat oleh  Mendagri dalam mengambil keputusan tentang kepegawaian.

Maka saat beberapa LSM dan kelompok tertetu menyudutkannya dan menyerangnya, Al tahu apa obatnya dan celahmana yang harus ia tutupi. Dengan sabar ia hadapi dan ikuti prosedur secara hati-hati, tentunya ia tak cawe-cawe. Karena sedikit saja dia ketahuan tentu akan serius berbalik kepada dirinya. Ia sadar sesadarnya para ASN itu dibekengi orang-orang besar dan tidak sembarangan. Hasilnya, Ia menang telak! AL berhasil mendapatkan izin kemendagri dan BKN untuk melakukan mutasi pejabat. Sesuatu yang bisa dilalukan sejak awal.

AL Muktabar adalah Kepala Daerah meskipun hanya Penjabat (Pj)  yang berani melawan dan menggeser famili Dinasti yang ada di Banten dari kursi dinas basah. Ada keponakanya Bu Atut, Ada Adiknya Dimyati Natakusumah, Ada Anak Mantan Sekda, Keluarga Anggota DPRD Banten, dia sikat dirolling tak ada kompromi. Beberapa orang  dan LSM baru sadar komitmen dan langkah Al ini dan mulai berhitung tentang sosok lelaki doktor ini. AlMuktabar Bukan Kaleng-Kaleng!

ASN Workholic

Selama setahun kebisingan-kebisingan  yang terjadi (akibat kegalauan ASN), ternyata Al menorehkan banyak output yang  terukur dan strategis. Pada dirinya tertancap semangat untuk memperbaiki Banten. Saya pernah mendengar bahwa Al Muktabar adalah ASN assabiquna awwalun yang menjadi konseptor bersama  Almarhhum Gubernur Djokomunandar. Sehingga Al, nyata memahami langkah dalam pembangunan di Banten, khususnya pada peta pembangunan ekonomi. Beberapa langkah yang tidak popular dan beresiko dia ambil diantaranya adalah penyelesaian Bank Banten. 

Bank pesakitan yang menguras energi APBD Banten itu ia coba tertibkan. Ia melakukan MoU dengan Kejaksaan Tinggi Banten, untuk pendampingan hukum kredit macet. Al mafhum bahwa korupsilah yang membuat Bank kebanggaan warga Banten itu terpuruk. Terlalu banyak yang cawe-cawe di Bank ini dari rezim Rano hingga rezim WH Andika. Buktinya, banyak orang-orang masuk bui, saat Al Muktabar masuk dan mengambil sikap tegas. Saat ini Al Muktabar sedang menata BUMD, Aset dan Bank yang harusnya bisa menopang APBD Banten.

Selain Bank Banten yang tidak banyak terekpose, kerja lainnya yang menguras tenaga adalah Perda RTRW. Februari lalu bersama DPRD Banten, Perda RTRW ini ditetapkan hal ini menjadi perda tercepat pasca Undang-undang Cipta Kerja. Dengan perda tersebut Provinsi Banten memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut paling jauh 12 belas mil dari garis pantai. Al Muktabar saat ini jungkar balik sedang mengusahakan adanya Pelabuhan Induk Terpadu di perairan Laut Banten. Hal ini untuk menarik PAD dan tentu saja mempercepat konsolidasi pembangunan di laut Banten. Sementara urusan lainnya seperti pengendalian Inflasi Daerah dan Investasi, tercatat Banten berhasil mendapatkan hasil yang maksimal. 

Dalam pengendalian Inflasi Daerah Banten menjadi Provinsi yang pengendaliannya baik, bahkan masuk lima terendah. Beberapa waktu lalu AL diberikan kesempatan Mendagri untuk presentasi di hadapan para Bupati Se Indonesia tentang pengendalian investasi. Dari sisi Investasi, berdasarkan rilis investasi triwulan 1, Banten berhasil mencapai 49,8 % meningkat setengahnya jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu.

Capaian itu, tentu saja bukan itung-itungan angka kosong yang diraih dengan mimpi kosong. Namun hasil dari sinergi pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan stakeholder, pengusaha, buruh, serta para pemangku kepentingan dalam menjaga kondusifitas dan harmoni di Banten. AlMuktabar telah menunjukan kelasnya sebagai leader yang bisa mengkorkestra di tengan kritik yang tak ringan.  Menururt orang-orang terdekatnya, pak Al Workholic, ia datang larut malam dan subuh sudah berangkat lagi, mungkin tidur hanya  3-4 jam. Sekali waktu, saya pernah mendengarkan pidatonya. Ia hanya seorang PJ Gubernur yang memiliki waktu tak lama untuk mengabdi ke Banten. Namun ia ingin mencatatkan sejarah yang baik di Banten. Semoga!! Lanjutkan Pak Al..   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun