Negeri kita ini sangat krisis membaca, kebanyakan dari kita sukanya menulis dan berbicara, namun lupa bahwa konteks utama ialah membaca. Sehingga banyak kesalahpahaman yang terjadi. Mari kita bersatu, saling menyemangati dan saling dukung dalam hal literasi. Ingat, literasi itu terbagi dalam banyak hal; diantaranya membaca, menulis, mendengar, dan menyemangati.
Dan hal yang paling penting dalam membaca ialah kualitas bahan bacaan. Utamakan baca buku atau karya; fisik maupun non-fisik yang original, bukan bajakan. Agar ilmu yang didapatkan juga bermanfaat, berkah, dan barokah.
Jangan sesekali membaca ataupun membeli buku bajakan. Mari kita dukung para seniman untuk terus berkarya dengan membeli hasil karya originalnya. Jika dirasa belum mampu untuk membelinya, bisa ikutan giveaway di media sosial (instagram, facebook, twitter) banyak sekali giveaway di sana, gratis.
Bisa juga ikutan komunitas tukar buku, hibah buku, atau beli buku asli yang bekas (preloved). Â Ingat, adab itu lebih utama. Jangan bangga dengan banyak membaca, jika bahan bacaan yang kita dapatkan dari hasil merampas, mencuri, atau beli yang bajakan. Karena keberkahan suatu itu juga dinilai dari bagaimana cara kita mendapatkannya.Â
*** Disisi Saidi Fatah, Alumni BPUN Mata Iar Ansor Way Kanan, Lampung. Pegiat literasi, sosial, dan kemanusiaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H