Kita semua harus punya sikap api. Tegak lurus dan selalu berorientasi kepada Yang Luhur. Seperti huruf Alif. Akan tetapi api itu jangan sampai menguasai diri kita dan berubah jadi kesombongan dan keangkuhan. Rasa paling 'aku.'
Kita harus belajar menundukkannya. Oleh karenanya, kita diminta untuk shalat. Di dalam shalat kita berlatih untuk tegak seperti api. Lalu tunduk rukuk mengenal sifat angina. Kemudian sujud mempelajari sifat air. Kita juga diajarkan duduk membumi, menyatu dengan sifat tanah.
Namun, bukan berarti sifat api itu jelek, sehingga harus ditundukkan. Api yang membakar diri, hawa nafsu, ego, kesombongan, amarah, itulah yang harus ditundukkan. Angin dan air bisa menundukkan api, bahkan air pun bisa memadamkannya. Itu sebabnya ketika kita sujud begitu terasa adem, rasanya semua ego jadi lebur, semua amarah luruh, segala persoalan hanyut. Sebab ada air yang memadamkan api.
Dalam shalat, kita juga diminta duduk tenang di antara dua sujud, juga duduk tahiyat. Di sana kita menjadi tanah yang kokoh, membumi. Kita diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Identitas Buku:
Judul              : Sang Cipta Rasa
Penulis             : Fahd Pahdepie
Penerbit            : Republika
Tahun Terbit       : 2023
Jumlah Halaman    : 270 Halaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H