Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Penulis

.

Selanjutnya

Tutup

Book

Novel Selamat Tinggal: Dari Kisah Cinta dan Hijrah yang Nyata

12 Maret 2023   12:05 Diperbarui: 12 Maret 2023   12:06 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Pecandu Sastra2023.Istimewa

Review Novel Selamat Tinggal karya Tere Liye

Selamat Tinggal, merupakan salah satu debut dari sekian karya, pemikiran, imajinasi, dan unek-unek dari salah satu penulis favorit dan langganan best seller di Indonesia. 

Siapa yang tidak kenal Tere Liye, penulis yang sudah melahirkan banyak karya dengan berbagai jenis genre novel yang berhasil menempati hati para pembaca. Bahkan, setiap karya-karya terbarunya selalu dinantikan.

Novel ini salah satunya, sudah lama sekali aku nantikan untuk dapat membacanya secara langsung dalam bentuk fisik, serta dalam balutan buku original.

Bagi para pembaca setia Tere Liye yang sudah membaca karyanya paling sedikit empat sampai lima buku, pasti sudah paham suatu ciri khas dari buku Tere Liye. Dari tampilan cover atau sampulnya seakan sudah bisa ditebak akan membahas apa dan bagaimana ceritanya. Namun, tidak banyak dari kita yang paham akan hal ini. Butuh waktu serta kejelian yang tinggi untuk mengetahuinya.

Sejak awal, aku mengira jika buku ini akan membahas persoalan kenangan asmara, hubungan antara kedua manusia yang memadu cinta. Sebab, dari judul dan covernya yang di dominasi dengan ikon surat-menyurat, menjadikan prasangka ku jatuh pada nostalgia kisah cinta yang lama. Rupanya salah, sedikit. Ya, memang si pembahasannya ada yang mengenai kisah cinta lama, tapi tujuan utamanya bukan fokus ke situ. 

Ini bukan perihal kenangan kisah cinta anak remaja atau yang baru puber, penuh dengan drama dan gombalan anak-anak bucin. Melainkan lebih kepada hijrah. Mengapa hijrah? Karena sejatinya memang pembahasannya mengarah ke sana. Kalian pasti penasaran kan?

Jujur, buku ini super-duper menarik untuk ditelaah, dikaji, dan direnungkan bagi kita semua. Terutama yang ngakunya pegiat literasi, pecinta ilmu, dan orang terdidik. Kalian tahu, buku ini istimewa, unik, pembahasan sangat jarang dibahas oleh buku-buku lain. PEMBAJAKAN. Ya, pembajakan. Buku ini membahas tentangnya. 

Pernah nggak, kalian melihat, menjumpai, atau mungkin pernah menjadi konsumen dari suatu produk yang bajakan? Jujur. Pernah kan!

Aku pun sama, pernah. Terlebih, di mana saat itu aku lagi senang-senangnya membaca. Jadi, ceritanya aku lagi jatuh cinta sama guruku, beliau ini gemar membaca. Karena saking cintanya, aku pun ikut suka dengan aktivitas baca. Memang ajaib ya cinta itu. Hmm. Oke, kembali ke topik utama. Perihal pembajakan itu, aku sama sekali nggak sengaja, karena memang aku yang tidak sebegitu memahami tentang produk asli atau original dan bajakan. Dari sebab dan akibatnya, keuntungan serta kerugian. 

Jadi, kala itu ada event besar di kota provinsi di daerah tempat tinggalku di Sumatera. Malam itu kita sekeluarga sedang menyusuri ramainya kegiatan, dan setelah berkeliling aku bertemu lapak buku yang ramai dan cukup besar di sana, dengan diskon gila-gilaan. Karena memang lagi jatuh cinta banget pada membaca dan pada saat itu juga ada banyak buku menarik yang memang sudah masuk daftar akan dibaca. Akhirnya aku pun memborong sekitar tujuh sampai delapan eksemplar buku.

Buku-buku tersebut merupakan buah karya penulis ternama dan terkenal di Indonesia bahkan manca negara juga. Bayangkan saja buku sebanyak itu aku beli dengan harga kurang lebih dua ratus lima puluh sampai tiga ratus ribu saja. Padahal buku-bukunya tebal, pun kualitas isi bacaannya tidak lagi diragukan. Karena saat itu belum tahu jika itu bajakan, kualitas cetakannya tidak aku komplain betul, sebab pikirku ya sesuai dengan harga.

Tapi, hal ini nggak berlangsung lama, aku tersadarkan, bahwa buki yang aku beli itu termasuk salah satu produk bajakan dan sangat merugikan. Tidak hanya bagi penulis, juga bagi diriku. Setelah mencari tahu dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber terkait barang bajakan, aku sungguh menyesal. Sesuatu yang diperoleh dari jalan yang tidak baik, pun hasilnya tidak akan baik pula bagi kita. 

Dari kejadian itu aku bertekad dan berjanji pada diriku sendiri agar tidak lagi membeli maupun membaca buku bajakan. Bahkan, aku mengecam diriku jika hal itu kembali terjadi dan ku ulangi.

Saranku buat kawan-kawan semua, para pecinta literasi. Baik yang sudah lama terjun atau yang baru mulai tumbuh rasa dan minat literasinya, alangkah baiknya jika novel ini kalian kaji, baca, dan telaah pesan-kesan yang penulis sampaikan.

Membaca novel ini, bagiku tidak hanya memberikan informasi, juga sebagai peringatan, tamparan keras bagi kita yang mengaku cinta pada ilmu, namun lupa akan hakikat dan jalan yang ditempuh dalam menggapai sesuatu tersebut. Bahkan, kita ada yang sudah tahu jika itu tidak baik, namun masih saja bertabiat, berdalih, dan mengklaim dengan alasan ini dan itu. Tidak mau disalahkan dan tidak juga merasa salah.

Kawan, ayolah mari kita renungkan. Mari kita introspeksi diri dan hijrah. Ayo tinggalkan kebiasaan konsumsi produk bajakan, dan katakan selamat tinggal pada tabiat lama yang buruk ini. 

Seperti yang aku katakan, fokus utama di dalam buku ini ialah pembajakan. Namun, dari segi romansa dan sejarah juga dapat. Penulis berhasil menyelipkan kisah cinta dan mengulik sejarah dari salah satu tokoh sastra ternama Indonesia. Dan kisah masa kelam Indonesia kala itu.

Di dalam tulisanku yang singkat ini, aku tidak banyak mengupas cerita sebagaimana yang dikisahkan oleh penulis melalui tulisannya yang berkesan dingin dan menusuk. Agar kalian penasaran silakan baca langsung dengan bukunya. Akhir kata, aku mengucapkan selamat menyelami samudera lautan ilmu. Mari budayakan gemar membaca dan mencintai produk originalnya.

Identitas Buku:

Judul: Selamat Tinggal

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU)

Tahun Terbit: 2020

Jumlah Halaman: 360 Halaman

ISBN: 9786020647821

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun