Jadi, kala itu ada event besar di kota provinsi di daerah tempat tinggalku di Sumatera. Malam itu kita sekeluarga sedang menyusuri ramainya kegiatan, dan setelah berkeliling aku bertemu lapak buku yang ramai dan cukup besar di sana, dengan diskon gila-gilaan. Karena memang lagi jatuh cinta banget pada membaca dan pada saat itu juga ada banyak buku menarik yang memang sudah masuk daftar akan dibaca. Akhirnya aku pun memborong sekitar tujuh sampai delapan eksemplar buku.
Buku-buku tersebut merupakan buah karya penulis ternama dan terkenal di Indonesia bahkan manca negara juga. Bayangkan saja buku sebanyak itu aku beli dengan harga kurang lebih dua ratus lima puluh sampai tiga ratus ribu saja. Padahal buku-bukunya tebal, pun kualitas isi bacaannya tidak lagi diragukan. Karena saat itu belum tahu jika itu bajakan, kualitas cetakannya tidak aku komplain betul, sebab pikirku ya sesuai dengan harga.
Tapi, hal ini nggak berlangsung lama, aku tersadarkan, bahwa buki yang aku beli itu termasuk salah satu produk bajakan dan sangat merugikan. Tidak hanya bagi penulis, juga bagi diriku. Setelah mencari tahu dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber terkait barang bajakan, aku sungguh menyesal. Sesuatu yang diperoleh dari jalan yang tidak baik, pun hasilnya tidak akan baik pula bagi kita.Â
Dari kejadian itu aku bertekad dan berjanji pada diriku sendiri agar tidak lagi membeli maupun membaca buku bajakan. Bahkan, aku mengecam diriku jika hal itu kembali terjadi dan ku ulangi.
Saranku buat kawan-kawan semua, para pecinta literasi. Baik yang sudah lama terjun atau yang baru mulai tumbuh rasa dan minat literasinya, alangkah baiknya jika novel ini kalian kaji, baca, dan telaah pesan-kesan yang penulis sampaikan.
Membaca novel ini, bagiku tidak hanya memberikan informasi, juga sebagai peringatan, tamparan keras bagi kita yang mengaku cinta pada ilmu, namun lupa akan hakikat dan jalan yang ditempuh dalam menggapai sesuatu tersebut. Bahkan, kita ada yang sudah tahu jika itu tidak baik, namun masih saja bertabiat, berdalih, dan mengklaim dengan alasan ini dan itu. Tidak mau disalahkan dan tidak juga merasa salah.
Kawan, ayolah mari kita renungkan. Mari kita introspeksi diri dan hijrah. Ayo tinggalkan kebiasaan konsumsi produk bajakan, dan katakan selamat tinggal pada tabiat lama yang buruk ini.Â
Seperti yang aku katakan, fokus utama di dalam buku ini ialah pembajakan. Namun, dari segi romansa dan sejarah juga dapat. Penulis berhasil menyelipkan kisah cinta dan mengulik sejarah dari salah satu tokoh sastra ternama Indonesia. Dan kisah masa kelam Indonesia kala itu.
Di dalam tulisanku yang singkat ini, aku tidak banyak mengupas cerita sebagaimana yang dikisahkan oleh penulis melalui tulisannya yang berkesan dingin dan menusuk. Agar kalian penasaran silakan baca langsung dengan bukunya. Akhir kata, aku mengucapkan selamat menyelami samudera lautan ilmu. Mari budayakan gemar membaca dan mencintai produk originalnya.
Identitas Buku:
Judul: Selamat Tinggal