Mohon tunggu...
Falahul Firdaus Adika Putri
Falahul Firdaus Adika Putri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu di Balik Keragaman Bangsa

10 Mei 2023   18:25 Diperbarui: 13 Mei 2023   21:57 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kedua suku yang berbeda tersebut menjadi bisa mengetahui maksud antar lawan bicara dan dapat berkomunikasi dengan baik, tanpa adanya perpecahan dan kesalahpahaman, karena perbedaan bahasa. Akan tetapi, yang terjadi adalah antar satu suku dengan suku lain, saling bekerja sama untuk belajar dan bertukar bahasa masing-masing. Dengan begitu, membuat bangsa Indonesia dapat hidup secara berdampingan walaupun latar belakang bahasa mereka berbeda-beda.

Dibalik keberagaman bahasa yang dimiliki Indonesia, tak membuat bangsa ini bercerai-berai. Namun, bangsa ini justru semakin kuat dalam persatuannya, sehingga setiap warga negaranya pasti menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Hal tersebutlah yang membuat bahasa Indonesia dikenal dalam ranah internasional sebagai trilingual tertinggi di dunia, jika ditambah dengan bahasa inggris.

Bahkan, bahasa Indonesia menjadi bahasa wajib di negara-negara tetangga, seperti Vietnam yang meresmikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua setelah bahasa negaranya pada tahun 2007. Selain itu, bahasa Indonesia juga pernah diperdengarkan di luar angkasa pada tahun 1977 melalui rekaman piring hitam satelit Voyager dengan tim yang diketua oleh Carl Sagan dari Universitas Cornell.

Untuk itu, kita sebagai pemilik dari bahasa Indonesia tentu harus bangga memiliki bahasa tersebut, dengan terus melestarikan dan mengenalkan, sekaligus mengajarkan kepada bangsa lain, agar bahasa yang kita miliki ini dikenal oleh kalangan luas. Walaupun per-Juli 2021, bahasa Indonesia tercatat telah ada di 30 negara, 76 lembaga  dan 7638 orang diberbagai negara yang telah mempelajarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun