Kedua suku yang berbeda tersebut menjadi bisa mengetahui maksud antar lawan bicara dan dapat berkomunikasi dengan baik, tanpa adanya perpecahan dan kesalahpahaman, karena perbedaan bahasa. Akan tetapi, yang terjadi adalah antar satu suku dengan suku lain, saling bekerja sama untuk belajar dan bertukar bahasa masing-masing. Dengan begitu, membuat bangsa Indonesia dapat hidup secara berdampingan walaupun latar belakang bahasa mereka berbeda-beda.
Dibalik keberagaman bahasa yang dimiliki Indonesia, tak membuat bangsa ini bercerai-berai. Namun, bangsa ini justru semakin kuat dalam persatuannya, sehingga setiap warga negaranya pasti menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Hal tersebutlah yang membuat bahasa Indonesia dikenal dalam ranah internasional sebagai trilingual tertinggi di dunia, jika ditambah dengan bahasa inggris.
Bahkan, bahasa Indonesia menjadi bahasa wajib di negara-negara tetangga, seperti Vietnam yang meresmikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua setelah bahasa negaranya pada tahun 2007. Selain itu, bahasa Indonesia juga pernah diperdengarkan di luar angkasa pada tahun 1977 melalui rekaman piring hitam satelit Voyager dengan tim yang diketua oleh Carl Sagan dari Universitas Cornell.
Untuk itu, kita sebagai pemilik dari bahasa Indonesia tentu harus bangga memiliki bahasa tersebut, dengan terus melestarikan dan mengenalkan, sekaligus mengajarkan kepada bangsa lain, agar bahasa yang kita miliki ini dikenal oleh kalangan luas. Walaupun per-Juli 2021, bahasa Indonesia tercatat telah ada di 30 negara, 76 lembaga  dan 7638 orang diberbagai negara yang telah mempelajarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H