Beberapa dasar pertimbangannya adalah ;
Pertama, kaka Erenzh Pulalo sudah meminta maaf secara terbuka tentang kesalahannya. Dengan pemblokiran tersebut bisa menjadikan pembelajaran bagi kaka Erenzh Pulalo untUk kemudian mawas diri. Sehingga kiranya, admin Kompasiana bisa membuka Blokir tersebut.
Saya berharap pemblokiran akun tersebut tidak bersifat permanen. Kalau pun temporik, jangan terlalu lama.Â
Kedua, lewat karya artikel-artikelnya terdahulu kaka Erenzh Pulalo secara langsung atau tidak langsung sudah banyak berperan memperkenalkan dunia literasi Kompasiana di entitas sepakbola Papua. Pembacanya tulisannya banyak dan menjadi sebuah ruang publik (diskusi) sepakbola dalam entitas Papua. Secara kebetulan, saya tergabung dalam beberapa grup Facebook sepakbola Papua.
Ketiga, permohonan saya ini sebagai sebuah "rekomendasi" yang setara/analog dengan anjuran Kompasiana terdahulu yang memberikan kesempatan para Kompasianer untuk merekomendasikan sesama Kompasianer yang akunnya layak mendapatkan "Verifikasi".Â
Keempat, kebetulan saat ini bulan puasa. Membuka pintu maaf terhadap kesalahan kaka Erenzh Pulalo merupakan sesuatu yang baik. Apalagi dengan tindakan membuka blokir akun. Semoga dengan begitu Admin Kompasiana mendapatkan THR yang banyak serta diberikan kelimpahan berkah dan berkat. Sedangkan Kaka Erenzh Pulalo bisa kembali berkarya di dalam habitus barunya.
Kelima, Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus. Ikan di gunung, burung di lautan. Keduanya bertemu di dalam kebersamaan Kompasiana.
Demikianlah permohonan ini saya sampaikan tanpa ada paksaan, siksaan, tekanan atau gesekan dari pihak manapun.
Mohon maaf bila ada canda saya yang kurang berkenan. Ini tulisan serius, lho...
Kalau ternyata permohonan ini tidak dikabulkan Admin Kompasiana, aku rapopo...
---