Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Admin, Mohon Pulihkan Akun Kompasianer Erenzh Pulalo yang Diblokir

25 April 2022   00:35 Diperbarui: 25 April 2022   00:44 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar akun Kompasianer Erenzh Pulalo. Sumber awal; kompasiana.com

Saya kaget ketika melihat akun Kompasianer Erenzch Pulalo diberi stempel merah "Akun Diblokir". Tentu yang memberikan stempel merah itu adalah admin Kompasiana. 

Akun yang diblokir itu telah"Terverifikasi", dan banyak mengumpulkan view. Erenzh Pulalo merupakan penulis Kompasiana yang produktif, khususnya dalam memberikan perspektif sepakbola Papua. 

Digrup-grup media sosial dan blog Papua, nama Erenzh Pulalo dikenal dengan tulisan sepakbola dari Kompasiana yang dibagikannya. Menurut saya, hal ini merupakan sangat positif. Selain memperkenalkan Kompasiana di kalangan entitas Papua-Persipura mania, juga menyajikan contoh beliterasi yang baik tentang sepakbola di entitas tersebut.

Tidak mudah mengumpulkan view di Kompasiana dan mendapatkan label Terverifikasi. Dengan akun yang Terverifikasi, tingkat kepercayaan pembaca di dalam entitas Papua bisa lebih tinggi.

Sayangnya, kini Erenzh Pulalo dikenakan sangsi pemblokiran, sehingga apa yang sudah dibangunnya seakan menjadi sia-sia.

Tim Persipura FC. Sumber gambar indosport.com
Tim Persipura FC. Sumber gambar indosport.com

Tadinya saya berpikir pelaku pemblokiran itu adalah dua Kompasianer Kenthir, yakni Felix Tani dan Acek Rudy. Dua orang sahabat saya itu termasuk kategori BTN (Bocah Tua Nakal).

Namun setelah saya melalui tiga periode naik ranjang, saya mendapatkan bisikan lembut mendesah bahwa bukan mereka pelakunya.

Sangat tidak mungkin pemblokiran itu dilakukan Felix Tani yang cuma seorang kreditur atau tukang hutang soto dan selalu galau karena gagal menempati 5 besar peraih K.Rewards. Apalagi beliau tinggal di Gang Sapi. Bisa dibayangkan aroma anu sapi di gang sapi akan membuat Felix Tani lemah lunglai gemulai teralay-alay. Bisa dipastikan tak akan kuat membuat stempel merah. 

Pemblokiran juga tak mungkin dilakukan Acek Rudy yang terlalu sibuk menjajakan obat kuatnya dari satu gang ke gang lain. Pulang ke rumah sudah lelah. 

Bila jualan obat kuatnya diminum sendiri, energi anunya hanya difokuskan dan dihabiskan untuk nganu hingga lecet pedih perih.  Apalagi Acek Rudy seorang pendekar K.Rewards yang sering mendapatkan banyak cuan dari K.Rewards, maka dia akan semakin kuat nganu, sehingga tak sempat memikirkan untuk memblokir akun orang lain. 

sumber gambar ; kompas.com
sumber gambar ; kompas.com

Kembali ke laptop. Kemudian timbul pertanyaan dalam hati saya ; apa kesalahan Kaka Erenzh Pulalo sehingga mendapatkan sangsi "Akun Diblokir"? 

Awalnya saya ingin langsung menghubunginya, namun tak punya nomor WA. Mau terbang ke Papua dan menemuinya di ruang laboratorium Universitas Cendrawasih, tapi berat diongkos. Duit K.Rewards saya sudah terlanjur habis untuk saya foya-foya.

Saya kemudian menelusuri akun FB nya di grup-grup Fans Persipura. Kebetulan saya juga penggemar klub Persipura, jauh hari sebelum jadi Kompasianer.

Akhirnya saya bisa berkomunikasi dengan Erenzh Pulalo via inbok walau tidak real time. Saya tinggalkan pesan, lalu beberapa hari kemudian saya buka untuk mengetahui jawabannya.

Erenzh Pulalo mengaku salah. Sejumlah masalah administratif terkait ketentuan konten pernah dilakukannya, seperti tidak mencantumkan sumber gambar, sumber referensi berita-informasi-data, dan adanya dugaan tulisan plagiat. 

Untuk dugaan tulisan "plagiat", kaka Erenzh Pulalo menjelaskan bahwa itu adalah tulisannya sendiri yang dia posting ulang ke beberapa media online terkait dunia sepakbola dan ke-Persipura-an.

Kaka Erenzh Pulalo sudah menghubungi admin Kompasiana lewat email dan inbok Kompasiana untuk meminta maaf.

Beberapa hari ini saya melihat ada artikel kaka Erenzh Pulalo, ternyata berupa akun baru. Ada dua artikelnya yang secara terbuka menjelaskan soal akun baru itu--yang salah satu pointnya memuat "pengakuan terbuka" atas kesalahannya yang jadi penyebab akunnya yang pertama diblokir Admin Kompasiana.

Sebagai sesama penulis bola di Kompasiana,  Saya ikut prihatin dan berempati pada kaka Erenzh Pulalo. Untuk itulah, saya memohon admin Kompasiana untuk membuka kembali Blokiran tersebut. 

Beberapa dasar pertimbangannya adalah ;

Pertama, kaka Erenzh Pulalo sudah meminta maaf secara terbuka tentang kesalahannya. Dengan pemblokiran tersebut bisa menjadikan pembelajaran bagi kaka Erenzh Pulalo untUk kemudian mawas diri. Sehingga kiranya, admin Kompasiana bisa membuka Blokir tersebut.

Saya berharap pemblokiran akun tersebut tidak bersifat permanen. Kalau pun temporik, jangan terlalu lama. 

Kedua, lewat karya artikel-artikelnya terdahulu kaka Erenzh Pulalo secara langsung atau tidak langsung sudah banyak berperan memperkenalkan dunia literasi Kompasiana di entitas sepakbola Papua. Pembacanya tulisannya banyak dan menjadi sebuah ruang publik (diskusi) sepakbola dalam entitas Papua. Secara kebetulan, saya tergabung dalam beberapa grup Facebook sepakbola Papua.

Ketiga, permohonan saya ini sebagai sebuah "rekomendasi" yang setara/analog dengan anjuran Kompasiana terdahulu yang memberikan kesempatan para Kompasianer untuk merekomendasikan sesama Kompasianer yang akunnya layak mendapatkan "Verifikasi". 

Keempat, kebetulan saat ini bulan puasa. Membuka pintu maaf terhadap kesalahan kaka Erenzh Pulalo merupakan sesuatu yang baik. Apalagi dengan tindakan membuka blokir akun. Semoga dengan begitu Admin Kompasiana mendapatkan THR yang banyak serta diberikan kelimpahan berkah dan berkat. Sedangkan Kaka Erenzh Pulalo bisa kembali berkarya di dalam habitus barunya.

Kelima, Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus. Ikan di gunung, burung di lautan. Keduanya bertemu di dalam kebersamaan Kompasiana.

Demikianlah permohonan ini saya sampaikan tanpa ada paksaan, siksaan, tekanan atau gesekan dari pihak manapun.

Mohon maaf bila ada canda saya yang kurang berkenan. Ini tulisan serius, lho...

Kalau ternyata permohonan ini tidak dikabulkan Admin Kompasiana, aku rapopo...

---

Peb25042022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun