Bila jualan obat kuatnya diminum sendiri, energi anunya hanya difokuskan dan dihabiskan untuk nganu hingga lecet pedih perih. Â Apalagi Acek Rudy seorang pendekar K.Rewards yang sering mendapatkan banyak cuan dari K.Rewards, maka dia akan semakin kuat nganu, sehingga tak sempat memikirkan untuk memblokir akun orang lain.Â
Kembali ke laptop. Kemudian timbul pertanyaan dalam hati saya ; apa kesalahan Kaka Erenzh Pulalo sehingga mendapatkan sangsi "Akun Diblokir"?Â
Awalnya saya ingin langsung menghubunginya, namun tak punya nomor WA. Mau terbang ke Papua dan menemuinya di ruang laboratorium Universitas Cendrawasih, tapi berat diongkos. Duit K.Rewards saya sudah terlanjur habis untuk saya foya-foya.
Saya kemudian menelusuri akun FB nya di grup-grup Fans Persipura. Kebetulan saya juga penggemar klub Persipura, jauh hari sebelum jadi Kompasianer.
Akhirnya saya bisa berkomunikasi dengan Erenzh Pulalo via inbok walau tidak real time. Saya tinggalkan pesan, lalu beberapa hari kemudian saya buka untuk mengetahui jawabannya.
Erenzh Pulalo mengaku salah. Sejumlah masalah administratif terkait ketentuan konten pernah dilakukannya, seperti tidak mencantumkan sumber gambar, sumber referensi berita-informasi-data, dan adanya dugaan tulisan plagiat.Â
Untuk dugaan tulisan "plagiat", kaka Erenzh Pulalo menjelaskan bahwa itu adalah tulisannya sendiri yang dia posting ulang ke beberapa media online terkait dunia sepakbola dan ke-Persipura-an.
Kaka Erenzh Pulalo sudah menghubungi admin Kompasiana lewat email dan inbok Kompasiana untuk meminta maaf.
Beberapa hari ini saya melihat ada artikel kaka Erenzh Pulalo, ternyata berupa akun baru. Ada dua artikelnya yang secara terbuka menjelaskan soal akun baru itu--yang salah satu pointnya memuat "pengakuan terbuka" atas kesalahannya yang jadi penyebab akunnya yang pertama diblokir Admin Kompasiana.
Sebagai sesama penulis bola di Kompasiana, Â Saya ikut prihatin dan berempati pada kaka Erenzh Pulalo. Untuk itulah, saya memohon admin Kompasiana untuk membuka kembali Blokiran tersebut.Â