Polemik bernuansa nyinyir sebagian masyarakat terkait pemberian THR bagi ASN atau PNS harusnya bisa dikesampingkan. Semua itu harus dilihat dengan perspektif yang lebih luas dan bijak. Pengaruh pembagian THR bagi ASN/PNS bukan hanya dinikmati para PNS itu sendiri, melainkan seluruh masyarakat.
Cairnya  dana THR menciptakan multi player efec ekonomi yang sangat signifikan bagi peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat non PNS yang bergerak di sektor non-formal, baik itu bidang perdagangan maupun jasa.Â
Adanya THR maka terjadi putaran uang yang besar dari pihak / fungsi-fungsi ekonomi satu ke fungsi-fungsi lainnya pada lingkungan pekerja swasta non formal tersebut. Â
Bandingkan suasana biasa--saat tidak adanya THR. Pusat atau sentra ekonomi barang dan jasa tidak lah seramai setelah THR cair. Para pekerja lembaga formal, baik ASN/PNS dan pensiunan maupun karyawan swasta formal cenderung "berdiam diri" . Mereka tidak berlanja, atau kalau berbelanja seadanya karena "uangnya belum ada atau tidak cukup" ! Padahal kalau soal keinginan berbelanja sih jangan ditanya!Â
Saya jadi ingat pembicaraan santai kemaren dengan seorang kawan.Â
"Coba kau tengok-tengok Bu Sri Mulyani di TV beberapa hari ini".
"Lho, emang ada apa dengan Bu Sri Mulyani?"
"Eeh, kau ada tengok-tengok ndak?"
"Iha, kenapa si Ibu itu?"
"Halaah kurang feeling so good kau ini. Jangan kelamnaan pakai feeling engineering lah! Tengoklah, makin ke sini makin cantik dia. Apalagi nanti tanggal 22 April bakal main cantik".
"Kenapa tanggal 22 makin cantik? Bukannya tanggal 21 pas Hari Kartini?"
"Eeh, bozz...tanggal 22 itu dan THR PNS cair, makin cantiklah Bu Sri Mulyani!"
"Oooooh...ya kalo itu aku sih rapopo"
----
Peb22042022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H