Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uang THR ASN Cair, Menkeu Sri Mulyani Makin Cantik

22 April 2022   04:48 Diperbarui: 22 April 2022   05:01 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme soal THR dan gaji ke-13 yang diunggah Menteri Keuangan Sri Mulyani di akun media sosialnya. (Sumber: Instagram @smindrawati dalam kompastv.com)

Momen yang ditunggu-tunggu para ASN itu akhirnya datang juga, yakni mendapatkan Tunjangan Hari Raya atau THR. Sesuai dengan peraturan, para penerimanya adalah PNS, pensiunan PNS, prajurit TNI, anggota Polri, pejabat, anggota MPR, DPR, DPD, menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur, wali kota, bupati dan wakilnya. 

Sampai hari Senin (20/4/2022), pemerintah sudah membayarkan THR senilai Rp6,7 triliun untuk para ASN, baik di pusat maupun daerah. Total anggaran THR ASN mencapai Rp25,3 triliun, terdiri dari Rp10,3 triliun untuk pusat dan Rp15 triliun untuk daerah.

Para ASN penerima THR bisa lega. Kebutuhan belanja untuk keperluan hari raya bisa dilakukan dengan penuh suka cita. 

Pasar akan ramai dipenuhi emak-emak atau kaum perempuan yang berbelanja. Bagaimana dengan para pacbapac? Mereka juga ikut doong, tapi umumnya kebagian membawakan belanjaan, atau nongkrong menunggu istri-anak berbelanja. 

Ini fenomena tradisi masyarakat yang unik yang mungkin hanya ada di Indonesia.  

Belum lagi nanti para pekerja swasta formal yang menerima THR dari tempatnya bekerja (perusahaannya), maka makin ramailah pasar, warung, mall dan pusat perbelanjaan lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sumber gambar ; kemenkeu.go.id
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sumber gambar ; kemenkeu.go.id

Cairnya THR ASN, pensiunan dan pejabat negara tak lepas dari peran penting Menteri Keuangan, yakni Sri Mulyani. Jauh hari sebelum hari raya, beliau sudah otak-atik simpoa dan kalkulator menghadapi rumus-rumus ekonominya. 

Saat bekerja mempersiapkan THR biasanya beliau bersama presiden mendapatkan suara-suara sumbang. Alasannya selalu klasik sejak dulu, dari tahun ke tahun yakni situasi ekonomi negara dan rakyat. Ini alasan yang sangat politis dan sexy yang seringkali diusung kelompok elit politik di tengah masyarakat. 

Tujuannya adalah menciptaan citra negatif dalam upaya menggoyahkan kebijakan pembangunan dari pemerintah yang sedang berjalan. Mereka seolah mewakili atau membela kepentingan rakyat kecil di sektor non-formal.

Mereka menyuarakan di ruang publik hendaknya pemerintah bersikap dan bertindak prihatin,  jangan memanjakan ASN/PNS dengan THR karena mereka sudah punya gaji tetap. Apalagi adanya dampak panjang dari Pandemi Covid19 serta berbagai krisis lainnya.

Sri Mulyani, sumber gambar tribunnews.com
Sri Mulyani, sumber gambar tribunnews.com

Polemik bernuansa nyinyir sebagian masyarakat terkait pemberian THR bagi ASN atau PNS harusnya bisa dikesampingkan. Semua itu harus dilihat dengan perspektif yang lebih luas dan bijak. Pengaruh pembagian THR bagi ASN/PNS bukan hanya dinikmati para PNS itu sendiri, melainkan seluruh masyarakat.

Cairnya  dana THR menciptakan multi player efec ekonomi yang sangat signifikan bagi peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat non PNS yang bergerak di sektor non-formal, baik itu bidang perdagangan maupun jasa. 

Adanya THR maka terjadi putaran uang yang besar dari pihak / fungsi-fungsi ekonomi satu ke fungsi-fungsi lainnya pada lingkungan pekerja swasta non formal tersebut.  

Bandingkan suasana biasa--saat tidak adanya THR. Pusat atau sentra ekonomi barang dan jasa tidak lah seramai setelah THR cair. Para pekerja lembaga formal, baik ASN/PNS dan pensiunan maupun karyawan swasta formal cenderung "berdiam diri" . Mereka tidak berlanja, atau kalau berbelanja seadanya karena "uangnya belum ada atau tidak cukup" ! Padahal kalau soal keinginan berbelanja sih jangan ditanya! 

Saya jadi ingat pembicaraan santai kemaren dengan seorang kawan. 

"Coba kau tengok-tengok Bu Sri Mulyani di TV beberapa hari ini".

"Lho, emang ada apa dengan Bu Sri Mulyani?"

"Eeh, kau ada tengok-tengok ndak?"

"Iha, kenapa si Ibu itu?"

"Halaah kurang feeling so good kau ini. Jangan kelamnaan pakai feeling engineering lah! Tengoklah, makin ke sini makin cantik dia. Apalagi nanti tanggal 22 April bakal main cantik".

"Kenapa tanggal 22 makin cantik? Bukannya tanggal 21 pas Hari Kartini?"

"Eeh, bozz...tanggal 22 itu dan THR PNS cair, makin cantiklah Bu Sri Mulyani!"

"Oooooh...ya kalo itu aku sih rapopo"

----

Peb22042022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun