Para hakim di pengadilan itu adalah akun-akun yang berjubah kecerdasan instrumentasi. Penuh kepiawaian.Â
Dua ribuan tahun kemudian, memori media sosial itu ternyata tak berubah sampai hari ini.Â
Hari ini tak beda dengan dua ribuan tahun lalu. Kuasa daging terus bertahta dalam setiap tombol-tombol. Dalam setiap akun-akun. Dalam meme. Dalam setiap emoticon. Pada setiap pejuang perdamaian dan keadilan. Pada orang-orang miskin dan menderita.
Kita tanpa sengaja, atau justru dengan penuh kesadaran menjadikan diri hakim, menjauhi kuasa roh. Demi eksistensi diri di media sosial.
Namun pesan cinta kasih, keselamatan dan kebangkitan dari Lelaki Kurus Berambut Panjang itu tak pernah lelah bersuara di dalam hati nurani.Â
Coba kita sejenak hentikan tarian jari-jari di atas tombol itu. SuaraNya akan lebih jelas terdengar.
----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H