Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Sesat Pikir Kompasianer Felix Tani Soal Golongan Miskin di Kompasiana

25 Februari 2022   12:15 Diperbarui: 25 Februari 2022   17:38 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : thebubble.org.uk

Dalam ilmu Somplacology, sebuah turunan ranah ilmu Ngawurlogi yang disempurnakan dengan standar FIFA dan AFC atas persetujuan PSSI, argumen tentang golongan miskin yang dibangun Felix Tani merupakan sebuah sesat pikir Mixed Good Fallacy, yakni tipe "cirlular argumen" dan "hasty generalization". Mari kita lihat lebih dalam.  

Secara kuantitatif, selama ini Felix Tani memiliki prestasi hebat, yakni rajin menulis dan sangat konsisten, konstan serta konsekuen berperan pada aktivitas program KRewards Kompasiana.

Prestasi mencoloknya adalah konsisten tidak pernah mau masuk 10 besar penerima KRewards. Tidak pernah mau mendapatkan jumlah di atas 1 juta rupiah. Konstan mempertahankan prestasi urutan 69, walau hal itu dilakukan dengan bantuan obat kuat dari Acek Rudy--sekutunya di Kompasiana. 

Selain itu, Felix Tani konsisten dan konsekuen membayar pulsa dan paket internet dari kantong pribadi. Jadi, bukan dari penghasilan KRewards!

Prestasi itu dijadikannya sebagai amunisi untuk merisak admin dan mempehapekan MasKarso dalam hal pembayaran hutang. Hal ini dilakukannya secara terstruktur dan masif. 

Selanjutnya berdasarkan pengalaman empirisnya yang panjang itu, Felix Tani membangun diktum dan opini bahwa semua Kompasianer menulis di Kompasiana karena mengejar KRewards. Dalam hitungannya, semua Kompasianer berprestasi.

Diktum Felix Tani itu sesat pikir yang parah. Jangan sampai para Kompasianer terpengaruh, lalu mengalami penurunan semangat menulis di Kompasiana. Ingat, menulis di Kompasiana itu penting. Namun lebih penting lagi menulis di Kompasiana.

Saya terpanggil untuk membela kepentingan Kompasianer agar tidak ikut sesat pikir. Serta kepentingan Admin Kompasiana agar terlaksana suksesi tahun 2222 secara aman, lancar dan membaggakan.

Perlu Kompasianer ketahui, Felix Tani merupakan Kompasianer yang Fakir KRewards, jadi tidak layak dijadikan rujukan. Felix Tani hanyalah Kompasianer lansia yang sudah pikun. Rambutnya saja sudah putih. Suka lupa kalau ada jemuran lada di atas mobil. Jelek banget, bukan?

Iiiiih, nggak deh...aaaw! Eeh, Kompasianer tau nggak sih? Karena kelansiannya itu, wajah Felix Tani berkeriput, lho ! Jauh deh dari idola kita bersama yakni Kim Min Hoo,  Jun Jhi-hyun, Kim Yong-jung, Park Bo Young, Kim Pepep-young, Park Al Pepep dan Kim Peb Top. Pokoknya beda bangeet deh! Bagai bumi dengan galaxi! 

Satu lagi yang Kompasianer perlu ketahui, Felix Tani itu tak pernah mandi tengah malam. Tau nggak kenapa? Dia takut masuk angin dan encoknya kambuh! Hahahahahaha! Kompasianer kok takut mandi? Trus kalo malam-malam nulis artikel Kompasiana berarti gak mandi, dong? iiih, jijay deh aah...Saya aja kalau malam menulis artikel Kompasiana selalu gak pakai celana, kok!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun