Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Demi Keadilan, Agenda Kompasiana Awards Dihapus Saja

14 November 2021   04:06 Diperbarui: 14 November 2021   06:29 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianival 2021, sumber gambar kompasiana.com

Saat momen penyebutan nama pemenang Kompasianer of The Year, Saya kaget! Heran! Terkejut! Suprised! Ternyata pemenangnya bukan saya ! 

Tadinya saya berharap kejadian itu cuma kecelakaan kecil pembawa acara, atau  kekeliruan  panitia, atau cuma canda si Pembawa acara. Saya merasa kejadian itu hanya mimpi dalam halu, tapi ternyata tidak. 

Realitasnya saya gagal menjadi Kompasianer Of The Year 2015. Malangnya nasib saya,  tidak satu pun  bukti  yang bisa saya dapatkan bahwa saya pernah jadi salah satu nominee Kompasianer of The Year.

Tadinya saya berharap, kalau pun tidak menang, minimal diberi kaos satu lusin, mercendais, plakat, piagam, uang kasihan, ongkos php dan lain sebaginya sebagai bukti saya sudah sampai di panggung terhormat Kompasianival.

Ini sudahlah ongkos berangkat ke Jakarta, penginapan hotel, taksi, makan , dan lain lain dari kantong sendiri. Untung saya banyak duit, tidak seperti Engkong Felix Tani yang makan soto pun harus ngutang. Saya juga jauh mendingan dibandingkan Acek Rudy Gunawan yang mesti top up jualan obat kuatnya baru punya duit.

Walau rasa malu saya besar akibat kegagalan itu, saya tetap tabah, dan beruntung orang sekampung saya bisa menerimanya, dengan cacatan Saya terlebih dahulu dihukum adat karena telah bikin malu kampung. Sekalian saya diruwat agar waras! heu heu heu…

Tahun berikutnya 2016 saya masuk lagi nominee best of opinion Kompasiana Award. Namun saya menanggapinya biasa saja. Sensasinya tak begitu besar. Kimberly, Jaenete dan Jesica pun tak lagi nafsu bisik-bisik. Kali ini saya sukses mengulang nerima php. Saya berhasil gagal kedua kali. Ini sebuah brace. Heu heu heu...

Sejak kedua peristiwa itu, saya trauma dengan Kompasiana Awards. Hahahahahahaha! Untunglah kemudian  K. Rewards yang lebih realistis, yakni ketegorinya banyaaak! pemenangnya bisa puluhan. Pernah sampai 70 pemenang. Asiik, kan?

Selain itu kini saya berubah. Saya bercita-cita jadi admin dengan tujuan mulia, yakni memberikan label Artikel Utaman, Pilihan kepada semua artikel Kompasianer supaya tidak ribut lagi di Kompasiana sehingga tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Kompasiana.  

sumber gambar IDNtimes
sumber gambar IDNtimes

Selain itu, Saya akan bagikan K. Rewards dalam jumlah besar dan banyak agar para penulis tidak ribut-ribut soal duit di Kompasiana. Mereka sejahtera dan  bisa konsen menulis di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun