Tahun 2015 saya terpilih jadi salah satu dari 5 Nominee Kompasianer of The Year. Berdasarkan cerita lisan dari para leluhur, Â K of The Year merupakan tropi paling bergengsi pada Kompasianival.
Hati saya senang. Seluruh warga kampung saya kabari. Termasuk aparat dan keamanan, baik yang tampak maupun tidak tampat. saya pasang baliho besar  foto saya di setiap simpang jalan kampung, juga menempelkan stikel di pohon, tiang listrik, angkot, termasuk gerobak sampah. Seruu deh halu-nye…
Masa itu pemilihan pemenang Kompasianer of The Year  menggunakan sistem lama. Sekian persen nilai berdasarkan pilihan para Kompasianer, dan sekian persen dewan revolusi admin Kompasiana.Â
Berdasarkan bisikan Kimberly, Jeanete dan Jessica, saya pasti terpilih karena sedang lucu-lucunya, paling imut, rajin menabung, tidak sombong, hapal sumpah Kompasiana, dan yang tak kalah penting adalah saya sudah mahir pasang celana sendiri-walau sesekali pakai pampers.
Saya pun mempersiapkan pesta besar. Â Saya pesan katering untuk kuliner aneka rupa, sewa tenda, tim juru rias, dekorasi, organ tunggal, para perempuan cantik penerima tamu dan lain-lain. Tak lupa ijin prinsip dari RT/RW.
Ketika berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Kompasianival, saya dilepas warga dengan acara adat siraman dan pecah telur. Dengan rambut dan pakaian basah saya naik angkot kampung menuju Jakarat, diiringi tangisan haru para mac-emac, mamah muda, abg, bacbapac, dan lain-lain. Mereka mendukung penuh!
Begitu juga ketika sampai di Jakarta, dan memasuki gedung, saya disambut meriah oleh para admin dan kompasianer. ada yang minta berfoto, tanda tangan, tak lupa cipika-cipiki.
Saat acara dimulai, nama-nama nominee disebut dan ditampilkan profilenya di panggung. Sorot lampu dan kamera sangat menggetarkan hati.Â