Kompasiana sendiri hanya bisa melayangkan protes kepada situs itu. Tapi (mungkin) tidak bisa menuntut lebih jauh karena artikel di Kompasiana bukan milik Kompasiana melainkan milik para Kompasianer. Kenapa?
Karena tanggung jawab terhadap artikel-artikel para Kompasianer di Kompasiana ada pada para Kompasianer itu sendiri.Â
Sementara posisi Kompasiana hanya sebagai wadah antara atau fasilitator semata. Tidak ada perjanjian hukum tertulis atau kontrak bahwa tulisan Kompasianer jadi hak milik Kompasiana dengan kompensasi tertentu dimana "segala hal termasuk perubahan isi artikel dilakukan Kompasiana  demi kepentingan Kompasiana". Bila dikemudian hari ada masalah akan menjadi tanggungjawab Kompasiana.
Tahun 2017 pernah sejumlah artikel politik Kompasiana dijadikan buku untuk tujuan komersil oleh penerbit Elexmedia-anak Grup Kompas-Gramedia. Kebetulan sejumlah artikel saya terpilih untuk menjadi bagian buku itu.
Para penulisnya dihubungi, dan ditawari kontrak yang memuat perjanjian serta mendapatkan fee. Kontraknya resmi di atas materai. Segala hal artikel, baik editing/moderasi dan lain-lain ketika dibukukan menjadi hak penerbit, termasuk bila terjadi penjiplakan. Urusan hukum akan dilakukan pihak penerbit.
Bagaimana dengan rutinitas artikel-artikel para Kompasianer yang saban menit, jam, hari muncul di Kompasiana? Tidak ada kontrak tertulis sebelum penayangan, karena memang para Kompasianer merupakan orang yang rajin menulis, baik hati, jujur dan tidak sombong. Walau pun mereka tidak dapat K.Rewards, tapi tetap rajin menabung, hemat cermat bersahaja, serta disiplin, dan setia.
Disisi lain, Kompasiana bukan layaknya "penerbit" buku yang mengambil hak cipta itu saban hari.Â
Kompasiana hanya fasilitator. Hak kendali setiap artikel ada pada penulisnya (para Kompasianer). Buktinya, para Kompasianer selaku penulis bisa mengubah isi artikel kapan pun setelah ditayangkan.
Bahkan, kalau perlu menghapusnya bila sedang putus cinta, bertengkar sama suami/istri, lupa bawa dompet saat sudah bawa belanjaan di depan kasir, dimarahi boss di kantor, sedang M atau PMS.