Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Inilah Waktu yang Tepat Bagi Kompasianer Berhenti Menulis di Kompasiana

25 Juli 2021   06:13 Diperbarui: 25 Juli 2021   07:40 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; adidot.blogspot.com

Niscaya dalam acara press konference itu akan tercipta suasana sangat dramatis antara audience dengan si Kompasianer. Akan banyak pembaca atau fans si Kompasianer terharu, matanya berkaca-kaca, meneteskan air mata, menangis meraung-raung sampai guling-guling di lantai, kesurupan, dan lain sebaginya.

Beberapa hari usai press conference itu, mereka masih teringat, terkenang, atau sulit menerima kenyataan. Namun setelah itu, mereka akan kembali hidup normal (tentunya tetap memakai masker, rajin cuci tangan, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak).

Lalu bagaimana kelanjutan nasib si Kompasianer? Dia akan terlupakan. Namanya hilang ditelan zaman. Tanpa bekas. Tanpa sisa. Tanpa residu. Tanpa bukti pernah ada. Ini sebuah konsekuensi yang liner dengan maksud semula berhenti menulis sekaligus berhenti jadi Kompasianer.

Muncul pertanyaan ; adakah Kompasianer sejati? Kompasianer sejati merupakan kebalikan dari Kompasianer yang ingin berhenti menulis dengan berbagai alasan tersebut di atas.

sumber gambar ; hipwee.com
sumber gambar ; hipwee.com

Menurut AlPepeb--seorang ahli kompasianalogi-- Kompasianer sejati bukanlah penulis Kompasiana yang tulisannya sering muncul di Kompasiana, sering menulis, rajin menabung dan tidak sombong. Bukan pula penulis yang tulisannya sering dapat label Headline, Pilihan, Terpopuler, NT, dan hadiah K.Rewards, serta beragam rewards dari pihak Kompasiana dan pembaca.

Lebih lanjut AlPepeb menjelaskan bahwa Kompasianer sejati adalah penulis yang walau sering mendapatkan perlakuan tidak nyaman dari para admin Kompasiana, sering merasa tidak nyaman terhadap situasi, kondisi, toleransi Kompasiana, atau bahkan akunnya pernah kena banned admin namun dengan semangat 45 masih mau bikin akun baru dan kembali menulis di Kompasiana dengan berbagai gayanya, baik gaya baru, gaya lama, gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya kamasutra, gaya bertahan, gaya menyerang,  dan lain sebagainya. Inilah sebenarnya Kompasianer sejati!

Kembali ke laptop. Jadi, untuk berhenti menulis dan berhenti jadi Kompasainer itu mudah-mudah sulit, dan sulit-sulit mudah. Namun bisa dilakukan secara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Saya sendiri tidak akan berhenti jadi Kompasianer, tapi artikel ini sementara dihentikan dulu karena ngantuk. Nanti akan disambung lagi bila saya ingat dan kalau niat.

----

peb25072021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun