Bagi para Kompasianer yang masih aktif, perlu kiranya memikirkan momen atau alasannya agar kelak siap bila harus berhenti menulis di Kompasiana. Kalau perlu, lakukan secara terbuka. Semacam press conference atau press release.
Satu hal yang membedakan atlet dengan Kompasianer adalah pada kriteria gantung anunya. Kalau atlet gantung anunya dan membuat pengumuman resmi, maka dia akan jadi mantan atlet. Tapi bila Kompasianer gantung anunya, belum tentu jadi mantan Kompasianer.
Kenapa demikian? Selama si Kompasianer masih memiliki akun di Kompasiana, walau tidak menulis lagi, maka status Kompasianer nya belum hilang. Kemungkinan besar tulisannya yang pernah ada tetap dibaca banyak orang secara viral.
Selama si Kompasianer masih punya akun di Kompasiana, maka masih ada kemungkinan dia menulis lagi di Kompasiana. Tulisannya itu berpotensi viral atau dibaca banyak orang.
Hal itu sungguh tidak adil terhadap publik netizen atau para penggiat media. Janji resmi berhenti menulis dan berhenti jadi Kompasianer tapi tulisannya masih berkelindan, berkeliaran di berbagai frekuensi atau kanal media online.Â
Jadi bila seseorang ingin berhenti jadi atlet menulis dan berhenti jadi Kompasianer, maka usai press release si Kompasianer harus menghapus semua tulisan yang pernah dihasilkannya, kemudian menghapus akun Kompasiana.Â
Hal tersebut bisa juga dilakukan saat press release sebagai bagian dari prosesi "gantung hape" atau "gantung laptop". Tentu saja sebelumnya didahului prosesi memberikan alasan mundur sebagai Kompasianer, misalnya karena jarang dapat Headline, tak pernah dapat K.Rewards, Admin pilih kasih dan subyektif sehingga bikin sebel, blog Kompasiana tidak nyaman karena sering error sehingga menghilangkan atau mengurangi jumlah vote/line, komentar, dan jumlah view (keterbacaan).
Alasan lain yakni sudah tidak nyaman karena banyak iklan obat kulit, iklan obat kuat, dan iklan dengan gambar-gambar seram dan bikin jijik.
Bisa juga alasan karena sering merasa dizolimi admin, atau mendapatkan peringatan dari admin karena melanggar tata tertib, penayangan artikel ditunda, artikel dihilangkan labelnya, artikel dihapus tanpa alasan jelas, dan lain sebagainya.