Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Keanehan Timnas Italia Gagalkan Ambisi Menjuarai Piala Eropa 2020

19 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 19 Juni 2021   19:29 13037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu pada saat yang tepat mereka meledak di penghujung even, yakni di partai puncak, membuat lawan bertekuk lutut dan seolah mempersilahkan para pemain Italia menuju panggung terhormat untuk mengambil Piala.

Sementara para lawan hanya mampu menyaksikan senyum merekah para pemain Italia, yang berbeda jauh dari raut wajah penderitaan saat menjalani berbagai tahapan sebelumnya yang bikin gemes para penonton dan pengamat bola. Tahapan dimana emosi penggemarnya terombang ambing, nasib mereka jadi permainan lawan,  sementara Italia bagai patuh pada sebuah takdir. Di situ ada dalang yang tak tampak, tapi nyata dalam karya di depan jutaan mata.

Sumber gambar BolaSport.com
Sumber gambar BolaSport.com

Italia pada masa lalu bisa menjuarai berbagai even besar bukan sebagai tim yang tampil cantik di setiap tahapan awal, bukan tim yang meledak di setiap fase. Namun itulah kultur mental juara yang khas milik Timnas Italia.

Tapi kini kultur itu dihapus seorang Roberto Mancini dengan gaya progresif layaknya generasi muda penuh energik. Mancini lupa pada takdir dalam pencapaian Italia masa lalu, bahwa realitas drama klasik penuh emosi, penuh kekuatiran dan belas kasihan adalah modal penting mereka menuju tangga juara.  

Kini Roberto Mancini dan Timnas Italia baru telah jadi anak durhaka dalam gelimangan gaya permaianan ofensif dan kemenangan mencolok di setiap tahapan. Hal itu merupakan pengingkaran takdir. Mereka menghilangkan tradisi dan roh menuju tangga juara, sebuah misteri mistis yang justru jadi energi khas yang tak pernah bisa dibaca juru taktik para lawan di lapangan!

Kultur baru itu jadi sebuah keanehan bagi roh masa lalu mereka. Kultur baru permainan yang bikin nyaman penonton dan pecinta bola masa kini namun justru berpotensi besar menggagalkan mereka meraih tropi juara Piala Eropa 2020. 

Hal itu mungkin bakal jadi drama tersendiri. Tapi sebagai pecinta Timnas Italia, drama akhir itu bikin sesak hati, jiwa dan logika.

----

Peb, 19062021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun