Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Keanehan Timnas Italia Gagalkan Ambisi Menjuarai Piala Eropa 2020

19 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 19 Juni 2021   19:29 13037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Italia dalam Euro2020. sumber gambar ; kompas.com

Italia lolos fase grup, dan masuk babak knock out. Dengan gaya ofensif yang jadi kultur baru permainannya,  Piala Eropa 2020 justru makin jauh.

Timnas Italia akan menjuarai Piala Eropa 2020. Itu sebuah harapan, dan hasil pengamatan banyak pihak, baik para pelatih, pengamat bola profesional maupun pecinta sepakbola dunia  setelah melihat penampilan mereka dari babak kualifikasi hingga fase grup final Piala Eropa 2020.

Dibawah asuhan si pelatih jenius dan progresif ; Roberto Mancini, penampilan permainan Timnas Italia bikin banyak pengamat dan pecinta bola berdecak kagum. Sebagai mantan pemain Timnas Italia, dan sejumlah klub besar di Eropa, sampai sekarang Mancini sangat disegani di blantika sepakbola dunia. 

Kini dari luar garis putih pembatas lapangan Mancini menjadi dalang bagi gerakan para pemain asuhannya karena ia tahu betul cara bermain bola secara tim untuk mengalahkan lawan secara mutlak. Pengetahuannya yang didapatkan dari pengalaman empiris saat jadi pemain dan kemudian jadi pelatih klub menjadikan seorang Mancini pembeda bagi pelatih Timnas Italia sebelumnya.

Mancini, bukan semata seorang  arsitek yang merancang permainan Timnas Italia saat ini, tapi juga seolah menjadi Kepala Tukang yang langsung menggerakan permainan dari luar lapangan "proyek bangunannya".

Timnas Italia, sumber gambar kompas.com
Timnas Italia, sumber gambar kompas.com
Ada kultur baru yang dibawakan Roberto Mancini dalam pemainan Timnas kali ini. Mereka sangat rapi dalam permainan. Lebih ofensif dibandingkan gaya permainan masa lalu. Sistem pengorganisasian permainannya masif bagai tanpa celah kesalahan mendasar. Kreatifitas pemainnya yang seringkali mengejutkan.

Kultur baru Timnas Italia bukan cuma mengubah gaya permainan, namun juga mengubah 'drama klasik' khas Timnas Italia dalam melangkah di setiap tahapan even bergengsi yang diikuti. Baik itu Piala Eropa maupun Piala Dunia.

Drama klasik ini lah sebenarnya jadi roh dalam pencapaian Timnas Italia pada masa lalu untuk meraih tropi Piala Dunia dan Piala Eropa.

Dalam drama klasik itu, Timnas Italia merupakan pemain utama drama, yang dalam setiap scene dicitrakan terzolimi, tertekan, lemah, diliputi kekuatiran dan rasa kasihan namun penuh keberuntungan. Sampailah si Pemain Utama itu mendapatkan  kebahagiaan diakhir drama. Kebahagian dari kemenangan atas segala kesusahannya terdahulu--ketika melangkah di setiap tahapan scene.

Lihat saja perjalanan masa lalu Timnas Italia ketika menjuarai Piala Dunia dan Eropa. Dari babak kualifikasi, fase grup, sampai puncak final selalu mengkuatirkan banyak pecinta bola.

Mereka kalah atau seri pada tim tak diunggulkan, kalah tipis pada tim kuat, menang tipis pada tim menengah. Tapi mereka selalu bisa lolos tahapan karena keberuntungan. Entah itu karena unggul selisih gol kemasukan, unggul 'head to head', atau tim kuat di grup mengalami kekalahan besar dari tim lain. Seringkali Italia lolos bukan sebagai juara grup, tapi cuma runner up. Kalau pun jadi juara grup, selisih nilainya tidak jauh dari peringkat kedua.

Lalu pada saat yang tepat mereka meledak di penghujung even, yakni di partai puncak, membuat lawan bertekuk lutut dan seolah mempersilahkan para pemain Italia menuju panggung terhormat untuk mengambil Piala.

Sementara para lawan hanya mampu menyaksikan senyum merekah para pemain Italia, yang berbeda jauh dari raut wajah penderitaan saat menjalani berbagai tahapan sebelumnya yang bikin gemes para penonton dan pengamat bola. Tahapan dimana emosi penggemarnya terombang ambing, nasib mereka jadi permainan lawan,  sementara Italia bagai patuh pada sebuah takdir. Di situ ada dalang yang tak tampak, tapi nyata dalam karya di depan jutaan mata.

Sumber gambar BolaSport.com
Sumber gambar BolaSport.com

Italia pada masa lalu bisa menjuarai berbagai even besar bukan sebagai tim yang tampil cantik di setiap tahapan awal, bukan tim yang meledak di setiap fase. Namun itulah kultur mental juara yang khas milik Timnas Italia.

Tapi kini kultur itu dihapus seorang Roberto Mancini dengan gaya progresif layaknya generasi muda penuh energik. Mancini lupa pada takdir dalam pencapaian Italia masa lalu, bahwa realitas drama klasik penuh emosi, penuh kekuatiran dan belas kasihan adalah modal penting mereka menuju tangga juara.  

Kini Roberto Mancini dan Timnas Italia baru telah jadi anak durhaka dalam gelimangan gaya permaianan ofensif dan kemenangan mencolok di setiap tahapan. Hal itu merupakan pengingkaran takdir. Mereka menghilangkan tradisi dan roh menuju tangga juara, sebuah misteri mistis yang justru jadi energi khas yang tak pernah bisa dibaca juru taktik para lawan di lapangan!

Kultur baru itu jadi sebuah keanehan bagi roh masa lalu mereka. Kultur baru permainan yang bikin nyaman penonton dan pecinta bola masa kini namun justru berpotensi besar menggagalkan mereka meraih tropi juara Piala Eropa 2020. 

Hal itu mungkin bakal jadi drama tersendiri. Tapi sebagai pecinta Timnas Italia, drama akhir itu bikin sesak hati, jiwa dan logika.

----

Peb, 19062021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun