Namun di sisi lain, durasinya tidak lama. Maklum saja usia muda masih memerlukan waktu untuk mampu mengendalikan ritme, baik itu dalam bertahan maupun menyerang, dan juga dalam ball possesion.Â
Pengendalian ini yang sering dilupakan para pembaca Kompasiana (termasuk anda?). Padahal merupakan Koentji bagi daya saing dan survivality Kompasiana ditengah tekanan dan gesekan.Â
Sebaliknya yang terjadi pada lempeng usia tua, energinya kecil namun durasinya lama karena sudah memiliki strategi menjalani dinamika gerak.Â
Harus diakui bahwa komponen tua berpengaruh besar pada resultante daya yang dimiliki dan yang dihasilkan, walau pun sudah dilakukan perawatan yang ketat pada lempeng tua--baik aspek jadwal treatment maupun materi energinya (nursing).
Kami di jajaran admin tentu saja tidak pernah tinggal diam terkait dinamika gerakan tersebut. Kami inginkan tenaga yang besar dengan durasi yang lama!Â
Mungkin ini dianggap utopia bagi sebagian kalangan. Tapi itulah mimpi kami yang selalu hidup! Agar kami tidak terjebak pada "Akibat Hubungan Terlarang" yang saat ini marak terjadi.
Semua itu merupakan  tantangan tersendiri bagi  kami di tahun 2021 ini.
Untuk mempersiapkan diri di dalam tantanga tersebut, kami didampingi konsultan ahli yang kami hire secara tetap dan profesional. Dia adalah Prof. AlPepeb & Partners. Semua orang tahu siapa AlPepeb, bukan? Selain berpengalaman, Â beliau punya kemampuan tinggi, juga ditunjang peralatan dan fasilitas laboratorium yang lengkap dilengkapi anti gen pemalu.
Demi kiyan yang bisa saya sampaikan. Semoga penjelasan ini bisa menjadi informasi penyeimbang atas analisis dan kritik saudara Felix Tani.Â
Kami berharap anda tidak berhenti melakukan kritik, sekaligus sebagai covering anda terhadp gerakan diawal tahun kemarin anda "tidak akan lagi mengkritik admin". Ingat 3M; pakai Masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak selama menulis kritik demi kesehatan kita bersama.
Kami sangat memahami anda, sebagai bagian dari kaum "Lempeng Tua". Seperti kata pepatah bijak "Tua-tua keladi, makin tua makin jadi" . Ada satu penggalan lirik lagu romantis yang dinyanyikan sang Diva Anggun C Sasmi ; "Mengaku bujangan, ternyata cucunya segudang" .