Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tanggapan terhadap Kritik Kompasianer Felix Tani tentang "Kompasiana Digerakkan Minoritas"

7 Januari 2021   09:36 Diperbarui: 7 Januari 2021   09:55 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar; prezi.com

Yth kompasianer Felix Tani,
di. Tempat

Salam persahabatan Kompasianer,

Terimakasih atas analisis kuantitatif yang anda tulis dengan judul "Kompasiana Digerakkan Minoritas Kompasianer" tertanggal 6 Januari 2021. Analisis tersebut merupakan sebuah kritik tajam terhadap perkembangan Kompasiana. 

Kami sangat mengapresiasi kritik anda tersebut. Pertama, kritik anda didasarkan pada metode ngilmiyah modern, sehingga pelit di tasnya bisa dipertanggungjawabkan. 

Kedua, analisis tersebut jadi salah satu "role modeling" dan "role cake" sekaligus "role on deodoran" bagi para penulis Kompasiana dalam pembuatan kritik terhadap Kompasiana. 

Ketiga, kemampuan analisis anda sangat baik, walau saat ini harga kedelai melambung tinggi di tingkat global/dunia, sehingga banyak pengerajin Tahu dan tempe yang gulung tikar, atau mereka merajuk berproduksi  karena terpapar  Merjukistis dari paham Mutungisme.

Keempat, spirit anda tetap terjaga walau pun FPI sudah dibubarkan pemerintah, dan dinyatakan sebagai organsisasi terlarang. Selain itu KAMI kehilangan suara dan gigi. Kami berhipotesa bahwa anda sebagai pelaku aktif "Akibat Pergaulan Terlarang" telah mendapatkan Hidayah. Semoga anda dan Hidayah bisa langgeng sampai anak-cucu. Mungkin tak salah kami ingatkan anda untuk melupakan Hidayat. Anggaplah Hidayat adalah masa lalu kelam anda yang harus dimusnahkan.

sumber gambar ; tirto.id
sumber gambar ; tirto.id
Terkait analisis dan kritik anda, perlu kami jelaskan bahwa semua pergerakan terjadi tergantung usia lempeng yang secara natural terbentuk dalam waktu yang lama. Pada umumnya merupakan gerak tektonik, dan sejumlah gerakan vulkanik bersifat insidental, yang seringkali disertai semburan lahar hangat.

Selain itu, di tingkatan wilayah minoritas terdapat gerakan peristaltik yang maha dahsyat pada seluruh jajaran admin setiap jam 12 siang. ini terjadi sejak Kompasiana berdiri tahun 2009.

Gerak peristaltik ini bersifat natural, tanpa memandang usia, jabatan, bentuk, dimensi (panjang/pendek), dan tak mengenal strata sosial di internal admin Kompasiana.

Pada usia lempeng muda, gerakan tektonik dan vulkanik itu sangat kuat, namun lemah dalam hal daya tahan. Artinya, sekali bergerak membutuhkan dan menghasilkan energi yang besar karena berbagai keterbatasan lempeng muda tersebut.

Namun di sisi lain, durasinya tidak lama. Maklum saja usia muda masih memerlukan waktu untuk mampu mengendalikan ritme, baik itu dalam bertahan maupun menyerang, dan juga dalam ball possesion. 

Pengendalian ini yang sering dilupakan para pembaca Kompasiana (termasuk anda?). Padahal merupakan Koentji bagi daya saing dan survivality Kompasiana ditengah tekanan dan gesekan. 

Sebaliknya yang terjadi pada lempeng usia tua, energinya kecil namun durasinya lama karena sudah memiliki strategi menjalani dinamika gerak. 

Harus diakui bahwa komponen tua berpengaruh besar pada resultante daya yang dimiliki dan yang dihasilkan, walau pun sudah dilakukan perawatan yang ketat pada lempeng tua--baik aspek jadwal treatment maupun materi energinya (nursing).

sumber gambar ; magdalene.co
sumber gambar ; magdalene.co

Kami di jajaran admin tentu saja tidak pernah tinggal diam terkait dinamika gerakan tersebut. Kami inginkan tenaga yang besar dengan durasi yang lama! 

Mungkin ini dianggap utopia bagi sebagian kalangan. Tapi itulah mimpi kami yang selalu hidup! Agar kami tidak terjebak pada "Akibat Hubungan Terlarang" yang saat ini marak terjadi.

Semua itu merupakan  tantangan tersendiri bagi  kami di tahun 2021 ini.

Untuk mempersiapkan diri di dalam tantanga tersebut, kami didampingi konsultan ahli yang kami hire secara tetap dan profesional. Dia adalah Prof. AlPepeb & Partners. Semua orang tahu siapa AlPepeb, bukan? Selain berpengalaman,  beliau punya kemampuan tinggi, juga ditunjang peralatan dan fasilitas laboratorium yang lengkap dilengkapi anti gen pemalu.

sumber gambar ; covid19.go.id
sumber gambar ; covid19.go.id

Demi kiyan yang bisa saya sampaikan. Semoga penjelasan ini bisa menjadi informasi penyeimbang atas analisis dan kritik saudara Felix Tani. 

Kami berharap anda tidak berhenti melakukan kritik, sekaligus sebagai covering anda terhadp gerakan diawal tahun kemarin anda "tidak akan lagi mengkritik admin". Ingat 3M; pakai Masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak selama menulis kritik demi kesehatan kita bersama.

Kami sangat memahami anda, sebagai bagian dari kaum "Lempeng Tua". Seperti kata pepatah bijak "Tua-tua keladi, makin tua makin jadi" . Ada satu penggalan lirik lagu romantis yang dinyanyikan sang Diva Anggun C Sasmi ; "Mengaku bujangan, ternyata cucunya segudang" .

Semua itu secara komprehensif, komparatif dan integralistik membentuk sebuah catatan kami dan kita bersama untuk menyatukan semangat membesarkan Kompasiana tanpa tergantung pada Mc Erroth yg sangat kapitalistik, dan jauh dari spirit humanis yakni Sharing and Connecting.

Terimakasih

Tertanda

AlPepeb, bakal calon admin tahun 2222, dan mantan aktipis Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun