Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana dalam Himpunan Mozaik Diri Para Penulis

26 Oktober 2020   09:02 Diperbarui: 26 Oktober 2020   22:58 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; kompasiana.com

Kalau pun seseorang sudah berhenti menulis di Kompasiana, mozaik itu tidak akan hilang.  Kamu bisa saja berhenti menulis di Kompasiana, tapi kamu tidak bisa menghilangkan label Kompasianer yang melekat di dirimu. Begitu kamu punya akun Kompasiana dan menghasilkan tulisan, maka saat itulah kamu jadi Kompasianer. Apakah kalau menghapus akun dan tulisan di Kompasiana bisa menghilangkan label Kompasianer? Tidak!

Secara administratif  kamu (cuma) tidak lagi punya akun Kompasiana, tapi sebutan Kompasianer tidak bisa hilang karena sekian lama dan sekian banyak relasi-interaksi  yang terbangun di Kompasiana telah melabelkan diri kamu sebagai Kompasianer. Minimal, secara sadar atau tidak sadar kamu sendiri melabel dirimu sebagai Kompasianer layaknya Kompasianer lain. Label itu kemudian tersimpan di dalam memorimu.

Seorang bisa saja menghapus tulisan dan akun Kompasiananya. Tapi orang lain tetap mengenalnya sebagai Kompasianer.  Seseorang bisa saja mengingkari kekompasianerannya di muka banyak orang, tapi hatinya tidak bisa diingkari. Mengapa? Karena proses menulis (di Kompasiana) merupakan suatu bagian dari pembentukan cara berpikir yang masif. Hasilnya sebuah tulisan (dan kemampuan menulis). Tulisan bisa dihilangkan, tapi apa yang telah membentuknya tidak bisa hilang. Pembentuknya secara otomatis tersimpan di dalam rasa dan pikiran (ruang memori). 

Kamu tadinya tidak bisa membaca dan menulis, lalu belajar sehingga bisa membaca dan menulis. Pada suatu waktu dan peristiwa kamu menghilangkan/menghapus karya tulisanmu, tapi kamu tidak bisa menghilangkan sama sekali kemampuan membaca dan menulis yang telah kamu dapatkan "secara susah payah" . Kamu tidak bisa kembali ke awal kamu tidak bisa membaca dan menulis. 

Transformasi tidak mengisyaratkan kembali ke titik awal (ketiadaan), melainkan melangkah maju terhadap berbagai tantangan perubahan. Didalam berbagai tantangan itu setiap manusia memiliki daya Resiliensi, yakni kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. 

Didalam Resiliensi itu terdapat komponen (yang bersifat relatif pada setiap individu), yakni ; regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati, analisis penyebab masalah, efikasi diri, peningkatan aspek positif. 

Tidak ada satupun individu  memiliki kemampuan keseluruhannya secara sempurna, namun setidaknya ruang resiliensi itu membentuknya jadi sosok kuat di dalam proses transformasi diri.  

Berkompasiana yang telah atau pernah dijalani suka tidak suka telah berkontribusi di dalamnya. Disitulah label Kompasianer tak bisa dihilangkan. Kalau sudah meninggal bagaimana? Ya..disebut almarhum Kompasianer, bukan mantan Kompasianer. 

"Kok serius dan serem amat, Peb?"

Begitulah Kompasiana, bukan barang main-main. Kalau pun dijadikan barang mainan, mainannya serius. 

"Trus,  soal serem?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun