Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana dalam Himpunan Mozaik Diri Para Penulis

26 Oktober 2020   09:02 Diperbarui: 26 Oktober 2020   22:58 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kok bisa?" 

"Emang kagak pusing kalo kepikiran celana hilang satu, beib? Sementara elu tahu masih banyak celana elu yang akan hilang? Heu heu heu..."

"Ada satu hal lagi, dan ini sangat rahasia dan sensitif. Apa itu? Kemarin saya lupa tanggal ulang tahun Kompasiana! Untung beberapa teman di grup WA mengingatkannya". Mohon teman-teman Kompasianer tidak membocorkannya kepada para admin. Saya kuatir dianggap tidak perhatian.  Selama 6 tahun ke-kompasianer-an saya, Kompasiana telah banyak memberi dan membesarkan saya di jagat Kompasiana. Saya tidak ingin disebut Kompasianer durhaka. Saya ingat pepatah bijak "Sekejam-kejamnya admin Kompasiana tidak sekejam ibukota" . Pepatah bijak lainnya katakan; "Sepandai-pandainya Kompasianer jarang menulis, akhirnya menulis juga" . 

Kembali ke laptop. Kompasiana telah menjadikan saya orang kaya. Diberikannya saya pendidikan gratis cara menulis sekaligus ruang menulis. Bukan cuma itu, duit pun saya dapatkan, belum lagi baju kaos, dan berbagai mechandiser dan "nama besar".

"Gaya lu, Peb!" 

"iiih...biarpun!...eeh, biarin. Ingatlah pepatah bijak mengatakan ; "Pujilah dirimu sendiri sebelum engkau dipuji orang lain"

Kaya tak berarti berlimpah ruah materi, namun bisa berupa hal non materi yang mampu membentuk transformasi diri ke arah positif. Ini penting didalam dinamika hidup seseorang secara personal, maupun sebagai personal di dalam lingkungannya. 

Dulu sebelum jadi Kompasianer kalau menulis akan tergagap dan tergugup menuangkan ide, setelah jadi Kompasianer jadi sakau menulis. Bukan cuma bisa menulis, tapi juga membangun relasi, memperkuat interaksi, dan menempatkan diri secara santuy di dalam relasi-interaksi tersebut. Bahkan kemudian bisa menulis secara "Beyond Blogging". Apa itu? Jadi penulis yang nyebelin! Hua ha ha ha!

Transformasi merupakan sebuah proses dinamis, yakni perubahan yang terjadi secara terus menerus didalam tantangan dinamika lingkungan tanpa menghilangkan jati diri. Disinilah perlunya peran ruang menulis seperti Kompasiana. Di dalamnya ada para admin, aturan berkompasiana, para pembaca dan penulis aktif (Kompasianer), dan lain-lain yang membentuk "kelembagaan bersama" dan "pranata kepenulisan" blog modern. 

Dengan pranata itu transformasi diri jadi lebih tertata dan memiliki tujuan (yang bersifat relatif). Lebih lanjut, transformasi itu menjadikan diri kita memiliki tambahan daya terhadap berbagai tantangan lain di dalam perjalanan kehidupan personal dan sosial.

Setiap Kompasianer memiliki dinamika perjalanan hidup yang unik (relativistik) membentuk mozaik-mozaik tersendiri, yang tersimpan dalam benak dan hati nurani. Akan diapakan mozaik itu? Terserah setiap individu. Suka atau tidak suka, disengaja atau tidak disengaja Kompasiana jadi bagian mozaik itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun