Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Contoh Hidup Sederhana Polri Harus Dimulai dari Perwira Polisi

22 November 2019   14:41 Diperbarui: 22 November 2019   18:45 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat semua itu, saya berpikir betapa enaknya si Perwira. Usia masih relatif muda tapi sudah jadi "orang sukses". Sementara aktif bertugas di kabupaten di Kalimantan dia masih bisa "menyisihkan" pendapatannya untuk memiliki rumah mewah di beberapa kota lain di lain kota/pulau. 

Muncul pertanyaan dalam hati, darimana dia mendapatkan uangnya? Kalau dari gaji, rasanya tidak akan cukup memiliki semua itu. Lalu, apakah dari usaha sampingan keluarga? Atau warisan orang tua-mertua, atau.....aah sudahlah. 

Saya juga punya teman sekolah yang suaminya seorang polisi berpangkat perwira. Teman ini full ibu rumah tangga. Penampilannya selalu "mantap surantap", gak mau kalah dengan teman-teman lain yang wanita karier. Kalau nyumbang  musibah atau  acara kumpul-kumpul atau reunian juga ndak mau kalah dengan lainnya. Secara sosial, dia disenangi kelompok.

Himbauan Kapolri dan Perangkat Tambahan   

Hidup sederhana Polri menjadi hal tidak mudah bila pola pikir para perwira dan keluarganya mengukur kesuksesan karier berupa  kekayaan yang dimiliki.

Apalagi bila ada persaingan "tanda kesuksesan" di antara sesama perwira dalam lingkup satu angkatan. Mereka saling berlomba dan menjamu demi pertemanan dan kekompakan angkatan.  

Para perwira tentu memiliki banyak anak buah yang pangkatnya jauh dibawah mereka. Entah bagaimana pikiran dan perasaan para anak buah melihat komandan atau atasan mereka yang jauh lebih makmur.  Bisa jadi justru permisif atau maklum karena level perwira seperti itu memang sudah lumrah. 

Bisa jadi juga, para anak buah terinspirasi untuk ikut-ikutan  bermewah walau dengan skala lebih kecil. 

Terkait himbauan Kapolri Idham Aziz, maka diperlukan perangkat lain yang menyertai himbauan tersebut,  misalnya laporan rutin soal kekayaan setiap anggota Polri yang juga  dijadikan penentu kenaikan pangkat. Perlu ada batasan besaran kekayaan untuk bisa naik pangkat. Perlu dipertanyakan atau diusut bila seorang perwira memiliki kekayaan yang besar.

Jangan sampai semakin tinggi pangkat seorang perwira justru peluangnya untuk semakin kaya semakin besar --yang didapatkan dari sumber-sumber yang tidak pantas.

Kalau himbauan hanya sebatas wacana, maka tak akan memberikan efek jera apapun. Istilah milenialnya ; Himbauan Unfaedah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun