Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Contoh Hidup Sederhana Polri Harus Dimulai dari Perwira Polisi

22 November 2019   14:41 Diperbarui: 22 November 2019   18:45 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; liputan6.com

Apa salahnya bila seorang polisi bergaya hidup mewah? Memiliki kekayaan berlimpah adalah hak setiap orang. Dengan kekayaannya, orang bisa bergaya hidup mewah.

 

Kapolri Jenderal Idham Aziz menghimbau agar seluruh anggota Polri tidak bergaya hidup mewah. Larangan pamer kemewahan bagi anggota Polri dan keluarganya tercantum dalam Surat Telegram Nomor ST/30/XI/HUM.3.4/2019/DIVIPROPAM tertanggal 15 November 2019, yang berisikan tentang peraturan disiplin anggota Polri, kode etik profesi Polri, dan kepemilikan barang mewah oleh pegawai negeri di Polri. 

Surat itu juga  menyebutkan jajaran kepolisian diminta bersikap sederhana agar bisa mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih.

Himbauan tersebut  perlu diapresiasi dan didukung masyarakat luas.  Dengan mata dan hatinya, masyarakat berperan menjadi polisi terhadap keluarga Polisi yang doyan bergaya hidup mewah.

Bukan rahasia lagi bahwa banyak anggota kepolisian khususnya di level perwira keatas hidupnya sangat makmur. Mereka memiliki harta berlimpah ; rumah bagus, kendaraan motor dan mobil mahal, tanah, ruko, kebun, tabungan, dan lain-lain. 

Dilingkungan sosial anak dan istrinya menampilkan style orang berada--dan berkuasa. Hal itu bertolak belakang dengan kebanyakan anggota kepolisian yang berpangkat dibawah perwira. 

Saya punya satu pengalaman yang "wow"! Suatu kali saya diajak beberapa kolega arsitek yunior untuk mengunjungi proyek mereka merenovasi rumah tinggal di pusat kota Bandung, yang saat itu sedang dikerjakan para tukang bangunan. Mereka bermaksud ingin mendapatkan masukan disain dari saya, sekalian cuci mata...heu heu heu.. 

Lokasi rumah di kawasan permukiman elit, tempatnya di kapling tanah berkontur yang artistik dan memiliki view yang indah dari bukit. Dari bentuk rumah dan fasilitas yang direnovasi atau bangunan baru menunjukkan si pemilik rumah memiliki selera disain dan hoby yang berkelas. Rumah tersebut hanya ditinggali sewaktu-waktu saja oleh pemiliknya bila sedang liburan bersama keluarga, atau ada keperluan ke kota Bandung.

Awalnya saya mengira pemilik rumah tersebut seorang pengusaha besar karena harga rumah tersebut sangat mahal. Namun setelah melihat sejumlah foto keluarga yang ada di beberapa ruang dan informasi dari arsitek, saya jadi tahu bahwa pemilik rumah itu seorang anggota kepolisian berpangkat perwira yang masih bertugas di sebuah kabupaten di Kalimantan yang kaya akan hasil alam; hutan, pertambangan dan perkebunan berskala besar. 

Dari sejumlah foto bersama korps nya, saya perkirakan usianya antara 35 sampai 40 tahun. Dari informasi tim arsitek, si perwira muda itu masih memiliki beberapa rumah yang tergolong mewah, yang disain dan pembangunannya mereka tangani. 

Melihat semua itu, saya berpikir betapa enaknya si Perwira. Usia masih relatif muda tapi sudah jadi "orang sukses". Sementara aktif bertugas di kabupaten di Kalimantan dia masih bisa "menyisihkan" pendapatannya untuk memiliki rumah mewah di beberapa kota lain di lain kota/pulau. 

Muncul pertanyaan dalam hati, darimana dia mendapatkan uangnya? Kalau dari gaji, rasanya tidak akan cukup memiliki semua itu. Lalu, apakah dari usaha sampingan keluarga? Atau warisan orang tua-mertua, atau.....aah sudahlah. 

Saya juga punya teman sekolah yang suaminya seorang polisi berpangkat perwira. Teman ini full ibu rumah tangga. Penampilannya selalu "mantap surantap", gak mau kalah dengan teman-teman lain yang wanita karier. Kalau nyumbang  musibah atau  acara kumpul-kumpul atau reunian juga ndak mau kalah dengan lainnya. Secara sosial, dia disenangi kelompok.

Himbauan Kapolri dan Perangkat Tambahan   

Hidup sederhana Polri menjadi hal tidak mudah bila pola pikir para perwira dan keluarganya mengukur kesuksesan karier berupa  kekayaan yang dimiliki.

Apalagi bila ada persaingan "tanda kesuksesan" di antara sesama perwira dalam lingkup satu angkatan. Mereka saling berlomba dan menjamu demi pertemanan dan kekompakan angkatan.  

Para perwira tentu memiliki banyak anak buah yang pangkatnya jauh dibawah mereka. Entah bagaimana pikiran dan perasaan para anak buah melihat komandan atau atasan mereka yang jauh lebih makmur.  Bisa jadi justru permisif atau maklum karena level perwira seperti itu memang sudah lumrah. 

Bisa jadi juga, para anak buah terinspirasi untuk ikut-ikutan  bermewah walau dengan skala lebih kecil. 

Terkait himbauan Kapolri Idham Aziz, maka diperlukan perangkat lain yang menyertai himbauan tersebut,  misalnya laporan rutin soal kekayaan setiap anggota Polri yang juga  dijadikan penentu kenaikan pangkat. Perlu ada batasan besaran kekayaan untuk bisa naik pangkat. Perlu dipertanyakan atau diusut bila seorang perwira memiliki kekayaan yang besar.

Jangan sampai semakin tinggi pangkat seorang perwira justru peluangnya untuk semakin kaya semakin besar --yang didapatkan dari sumber-sumber yang tidak pantas.

Kalau himbauan hanya sebatas wacana, maka tak akan memberikan efek jera apapun. Istilah milenialnya ; Himbauan Unfaedah. 

"Betulkah itu, Oma?"

"Iya, Ani. Kita rakyat cuma bisa melihat saja."

--

referensi berita : 

Kompas Satu, kompas Dua, kompas Tiga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun