Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gibran Jadi Wali Kota Solo, Jokowi Makin Dibenci

28 Oktober 2019   11:37 Diperbarui: 28 Oktober 2019   11:49 7131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kompas.com

Namun perkembangan kemudian tak ada angin tak ada hujan Gibran mencalonkan diri jadi walikota. Publik menjadi merasa kecolongan terhadap sepak terjang keluarga Jokowi. Terlepas dari hal setiap orang dalam politik, publik tak mau tahu. 

Mereka melihatnya dari aspek perasaan dan subyektifitas. Hal ini berpotensi menjadi bahan bakar bagi kelompok yang kecewa pada Jokowi untuk menghidupkan sentimen kebencian pada Jokowi. Tentu saja cara dan tujuannya tersembunyi.  

Pada akhirnya Gibran jadi walikota, Jokowi pun dibenci. Kalau hal itu terjadi, maka situasi sosial politik di dalam masyarakat tak beda dengan masa pilpres lalu. Sel-sel kebencian yang tadinya mulai redup pasca pilpres seperti mendapatkan energi baru  dari inang yang baru pula.

Kemungkinan Gibran sudah membaca hal tersebut, namun dia justru tetap nekad  maju, tentunya dengan berbagai pertimbangan yang tak terbaca publik. 

Satu hal yang bisa mengeliminir nya andai kelak  menjadi walikota Solo adalah membuat trobosan yang jauh lebih hebat dari Jokowi ketika dulu menjadi walikota Solo.  Kalau perlu, Gibran menolak sejumlah kebijakan Presiden Jokowi yang tidak relevan demi kebaikan masyarakat Solo. 

Mungkin rakyat bisa terhibur bila menyaksikan perseteruan Ayah vs Anak di politik yang berbeda level jabatan. Satu presiden, dan yang satu lagi cuma walikota.

"Betulkah itu Oma?"

"Aku masih ragu, Ani. Tapi..."

"Apa, Oma? katakanlah..."

"Aku rapopo, Ani"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun