Kalau perlu melibatkan asing, dalam hal ini Amerika, yang secara historis relatif dekat dengan keluarga Prabowo. Bisa jadi, tindakan Prabowo mirip yang dilakukan Soeharto ketika menggulung militansi PKI pada masa awal berkuasa.
Konsesi sosial budaya kepada kelompok masa keislaman konservatif dan radikal jauh lebih sulit dibandingkan konsesi ekonomi dan politik (kekuasaan/jabatan).
Kalau konsesi ekonomi, Prabowo tinggal memberikan organisasi keislaman itu (para tokoh dan lingkarannya) sejumlah kapling-kapling usaha di berbagai wilayah Indonesia, khususnya pengolahan SDA atas nama "untuk anak negeri"--daripada dikuasai asing.Â
Bila kapling konsesi ekonomi dibagikan maka riak-riak  masa keislaman bisa relatif diredam secara sel per sel, tergantung para tokohnya yang dimakmurkan konsesi tersebut.
Sementara konsesi sosial dan budaya berpotensi terjadi resistensi di setiap wilayah Indonesia yang unik. Contohnya Bali, ketika ada wacana "Wisata Halal".
Penguasaan ruang sosial dan budaya berbenturan resistensi lokalistik bisa menjadikan negara kacau sepanjang rezim Prabowo berkuasa. Dan kalau tidak ditindak tegas, ibarat ular di dalam rumah, setelah memporakporandakan isi rumah maka selanjutknya tuan rumah sendirilah yang dililit kemudian  ditelan.
---Â
peb05/03/2019
Baca ;
Simpul Prabowo dan Pemahaman Politik Islam KonservatifÂ
Fenomena Status Keimanan Prabowo dan Maraknya Politik Keislaman