Kemarin, akhirnya --secara imajiner)--saya bertemu langsung dengan BTP , setelah kejadian tahun 2014 lalu itu.
Usai BTP keluar dari Rutan Mako Brimob yang ramai disambut warga itu. BTP ngacir ke Pasar Baru untuk jajan Cae Kwee di warung langganannya, yang juga warung langganan saya. Pucuk dicinta ulam pun tiba, begitulah pepatah lama.
Saat saya duduk menunggu pesanan, sambil menulis artikel Kompasiana pakai BB Q5 jadul, masuklah BTP bersama dua kawannya di warung itu. Saya pertama kali melihat BTP, lalu dia pun melihat ke arah saya saat mencari kursi kosong.
"Hai, Hok! Apa kabar?"
"Weaalah Peb, ade di sini lu?" Kami pun bersalaman. Tak lupa cipika-cipiki layaknya kawan lama tak bertemu. Dan saya persilahkan dia duduk di dekat saya
"Iya, Hok, gue lagi nganu di sini, seperti biasalah kalo habis syuting di Jakarta."
"Hak Hok Hak Hok seenak gundulmu ! Elu gimane sih? Gue sekarang BTP, tauuk?"
"Aaih, sorii bro..Lupa gue! " Spontan saya menutup mulut dengan lima jari.
" Hahahahaha! Heuheuheuheu!" Kami pun sama-sama tertawa.
"Eh, Be...eeeh Te...Eeh Pe...hadeuh gimmane sih manggil name Lu yang enak? Bete atau Tepe enaknye? Lidah gue masih janggal nih, Hok!"