Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ahok Tak Usah Kembali ke Dunia Politik

24 Januari 2019   02:54 Diperbarui: 24 Januari 2019   08:34 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; tribunnews.com

Seorang Jokowi kalau masih menjadi "Tukang Meubel" tak akan mampu atau tak punya kuasa melakukan pembangunan jalan lintas wilayah di Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan wilayah lainnya. Seorang "Tukang Meubel"  tak akan bisa menentukan harga BBM seragam seluruh Indonesia, tak mampu menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia yang begitu luas. 

Sebagai "Tukang Meubel" Jokowi juga tidak akan mampu mengambil alih Blok Rokan yang kaya minyak untuk kesejahteraan negeri ini. Jabatan "Tukang Meubel" tak akan punya kekuatan mengambil alih 51 persen saham Freeport untuk negara dan bangsa, begitu juga dengan kekuasaan politik atau kemampuan politik lain nya.

Seorang Risma, kalau masih sebagai PNS--Kepala Bappeda kota Surabaya--tak akan mampu membubarkan lokalisasi Dolly. Tak akan bisa merubah Surabaya menjadi kota yang hebat dengan berbagai fasilitas publik yang nyaman dan indah. Tak akan mampu menaikkan gaji pegawai dengan tunjangan kinerja, termasuk para petugas hariannya.

Seorang Anies Baswedan, kalau masih sebagai dosen/rektor tak akan punya kuasa membuat Jakarta menjadi....# Kita tunggu saja, ya...

Hanya dengan masuk ke dunia politik (kebijakan publik, kekuasaan politis) maka semua yang tak mungkin dilakukan pengusaha kaya sekali pun bisa dilakukan oleh orang pemegang jabatan politik, walau "cuma" sekelas walikota, apalagi bila sekelas gubernur dan presiden.

Sebuah idealisme politis berefek begitu luas di dalam tatanan masyarakat atau rakyat ketika operasionalnya diwujudkan melalui kebijakan publik oleh seorang pemimpin wilayah yang dilahirkan dari dunia politik.  

Itulah kenapa, seorang Ahok/BTP, dengan idealismenya meninggalkan habitat aslinya selaku pengusaha. Seorang Jokowi meninggalkan habitat aslinya selaku pengusaha meubel. Seorang Risma meninggalkan karier PNS untuk jadi walikota. Seorang Anies meninggalkan habitas akademisnya untuk menjadi gubernur.

Mereka merupakan tokoh politis, pemegang kekuasan politis yang bekerja atas dasar kewenangan politis. Dari hal tersebut, mereka menjadi sosok inspirasi politis bagi masyarakat luas atau rakyat.

Lalu bagimana dengan BTP? Akan kemana dia usai bertapa di tahanan Mako Brimob selama dua tahun?

Sebaiknya BTP tidak usah kembali ke Politik! Kenapa?

Karena selama di tahanan Mako Brimob, BTP tidak pernah meninggalkan politik. Selama dua tahun itu, walau tidak memegang jabatan formil politik, BTP tetaplah sosok politis, yang dengan kuasa kharisma politiknya terus menjadi inspirasi masyarakat luas untuk makin mengerti dan memahami politik negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun