Perhelatan kampanye Pilpres 2019 kini memasuki beberapa tahapan Debat Capres. Banyak orang yang tak sabar ingin menyaksikannya. Mereka ingin tahu, apa saja yang akan terjadi di panggung. Bagaimana penampilan Sandiaga Uno vs Ma'ruf Amin? Keduanya merupakan cawapres "anyar".Â
Sementara Jokowi vs Prabowo mungkin sudah tidak asing lagi karena keduanya sudah pernah tanding Debat Capres tahun 2014 lalu. Diperkirakan penampilan kedua capres ini tidak akan jauh beda. Eh, apa iya? Nah, nonton dulu dong, ah!
Umumnya publik menyaksikan Debat Capres lewat televisi. Jarang ada kesempatan menyaksikan langsung karena kapasitas gedung terbatas, dan yang boleh nonton pun "bukan orang sembarangan". Bila nonton lewat televisi, apa saja yang bisa disaksikan?
Tentu saja segala kejadian yang tersorot secara selektif dan terekam sebesar layar televisi. Bagaimana dengan kejadian diluar sorotan kamera televisi?
Bisa saja  terekam tak sengaja diluar kehendak (behind the scenes), namun adanya sistem selektif di ruang media kontrol, maka "yang peristiwa  diluar kehendak" tadi tak tersaji di ruang publik. Jadi, yang tersaji adalah "semua yang baku". Benarkah?
![sumber gambar ; you tube.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/17/maxresdefault-5c3ff150ab12ae0abf1589ac.jpg?t=o&v=770)
Atau bisa juga dari kamera resmi penyelenggara namun saat "on air" terjadi "kesalahan teknis" mengingat acara itu "live" sehingga tidak sempat melalui sistem editing pihak teknis penyelenggara.
Hal diluar rencana penyajian itu bisa dikatakan sebagai "behind the scenes". Seringkali kejadian "behind the scenes" ini menggemparkan publik. Jadilah  pembicaraan yang seru di dunia maya maupun nyata.Â
Beragam interpretasi, penilaian, bahkan penghakiman dari publik muncul tanpa bisa dicegah terhadap peristiwa "behind the scenes" itu.
Pada "Debat Capres 2014" lalu ada dua "behind the scenes" yang viral dan menjadi pembicaraan seru di ruang publik.Â
Yang pertama kejadian di ruang tunggu peserta debat sebelum tampil ke panggung. Terekam peristiwa Jokowi datang menghampiri Prabowo.Â
Jokowi bermaksud memberi salam "cipika-cipiki", namun bahasa tubuh Prabowo "menolaknya". Kontan saja kejadian itu menimbulkan beragam pendapat publik berdasarkan masing-masing subyektivitasnya.
Yang kedua, kejadian di atas panggung resmi saat debat berlangsung. Saat Prabowo usai "menanggapi pertanyaan" Jokowi, Â terdengar Prabowo bergumam menyebut kata "Kampret". Harusnya saat itu mik di tubuh Prabowo "off". Atau bisa juga karena Prabowo tidak sadar mik nya sangat peka. Dengan bergumam lirih pun akan terekam.
Tak jelas bunyi kata "kampret" itu ditujukan Prabowo ke siapa dan apa maksudnya. Kontan saja "kata kampret" menjadi terkenal dan melekat di kubu Prabowo hingga sekarang. Publik pun membuat interpretasi dan penilaian yang beragam atas peristiwa tersebut.
Adanya "behind the cenes" bagai pisau bermata dua, di satu sisi bisa menampilkan hal positif di belakang layar misalnya peristiwa humanis yang mengharukan dan mengundang empati publik.
Di sisi lain bisa menjadi sesuatu yang negatif--yang "membunuh karakter" seseorang karena peristiwa yang terekam dianggap "tidak etis" sehingga mengundang antipati publik.
Bagaimanapun, "behind the scenes" seringkali jauh menarik dibandingkan acara pokok formilnya yang sudah diformat secara baku pihak penyelenggara dan peserta. Behind the scene mampu menciptakan sensasionalitas di ruang publik. Dan yang utama adalah ; publik "haus" akan sensasi! Iiih..cocok meong, deh...
Sejatinya, untuk menghindari beragam interpretasi yang salah, kontroversial dan munculnya penghakiman yang kejam dari publik, maka "behind the scenes" sebaiknya tidak terjadi.
Kalau pun akhirnya terjadi, semoga merupakan sebuah momen inspiratif bagi semua orang. Nah kalau ini, aku sih rapopo...
---
Peb17/01/2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI