Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik "Dua Kaki" Demokrat vs Politik "Orde Baru" Gerindra

20 November 2018   19:26 Diperbarui: 20 November 2018   20:03 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : merdeka.com

Gerindra merangkul Titik Soeharto untuk menjadi bagian dari ikon perjuangan kampanye mereka dengan membangun kenangan kejayaan Orde Baru. Gerindra berkominten kepada publik akan membawa sejumlah konsep Orde Baru ke dalam pemerintahannya bila kelak menang Pilpres 2019.

Konsep kampanye membawa Orde Baru tersebut tentu saja membuat partai Demokrat tidak nyaman, karena mereka pernah memerintah 10 tahun dengan menerapkan konsep-konsep pemerintahan yang reformis, jauh dari kenangan Orde Baru.  

Adanya Orde Baru dalam koalisi tentu saja membuat Demokrat "berang". Hubungan Gerindra-Demokrat pun jadi makin sulit direkatkan karena "ada sosok lain diantara mereka, yakni Titiek Soeharto dan roh Orde Baru.

Langkah politik dua kaki Demokrat berbalas langkah Gerindra dengan membawa politik Orde Baru menjadikan persoalan kedua partai itu dalam Koalisi Adil Makmur semakin sulit menemukan titik temu. Harus ada pihak yang mengalah kalau mau lanjut dalam satu koalisi. Kalau tidak segera dibereskan, maka Koalisi  Adil Makmur hanya akan menjadi penggembira Pilpres 2019.

Disi lain, mata rakyat telah dibukakan. Mereka jadi belajar banyak bahwa koalisi ini memang tidak cakap memimpin negeri sebesar Indonesia ini. Kalau aku sih rapopo....

----

Referensi berita : satu, dua, tiga, empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun