Sayangnya, coach Bima sakti terlalu percaya diri dengan skuat pemainnya. Dia tak peka "tanda-tanda bencana" yang dikeluarkan saja Fandi Ahmad. Bima Sakti tetap saja memasang dan mengandalkan permainan sayap Febri Hariyadi dan Irfan Jaya sepanjang pertandingan walau kedua pemain itu sudah "dikunci mati" Â oleh "polisi patroli" lini belakang Timnas Singapura. Akibatnya, permainan keseluruhan timnas Indonesia tidak berkembang. Tidak ada kreatifitas permainan tim. Semua lini timnas Indonesia seolah jadi ikut-ikutan hilang gaya dan mati angin.
Yang paling menggenaskan para pemain kita kemudian menjadi emosi dan gagal fokus dalam mengejar ketinggalan gol. Pemain belakang Putu Gede terkena kartu merah justru karena pelanggaran tidak perlu---yang terjadi di luar garis lapangan permainan. Konyol. Sementara David Maulana sebagai pemain pengganti di babak kedua "kelakukannya" hampir membuat baku hantam para pemain kedua tim justru pada penghujung waktu permainan akan berakhir. Sebuah sisa waktu pendek yang tersia-sia padahal selama ini bisa dimanfaatkan timnas kita. Â Miris.
Ketidakpekaan Bima Sakti sejak awal laga terhadap peringatan Fandi Ahmad berakibat buruknya permainan ala Luis Milla dalam diri Timnas Indonesia yang selama ini sudah khatam. Dan akibat lainnya, timnas Indonesia bukan hanya kalah gol dan kehilangan angka, tapi juga kalah cerdas dalam taktik, serta kalah hati terbuka dalam melihat segala tanda-tanda peringatan lawan.
Masih ada waktu untuk coach Bima Sakti  berbenah, mengevaluasi taktik bermain tim asuhannya. Timnas Indonesia masih akan berlaga melawan  3 tim lagi, yakni lawan Timor Leste, Filipina, dan Thailand. Dan tim terberatnya adalah Thailand. Coach Bima Sakti diharapkan bisa lebih terbuka dalam melihat segala tanda-tanda lawan sebelum bertanding agar Timnas kita bisa berjaya dalam setiap laga tersisa. Semoga bisa menambah point maksimal dan lolos ke babak berikut.
Khusus dalam hal kekalahan lawan Singapura, sebagai pencinta timnas Indonesia, saya  tidak pernah mau mengatakan "aku sih rapopo".
----
Peb, pedukung garis keras timnas Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H