Bukan main tokoh kita yang satu ini. Konon, banyak orang menyebutnya Bapak Reformasi. Selain Amien Rais, jarang-jarang ada orang yang akan diperiksa polisi, lalu membawa rombongan pendemo dan pengacara yang total jumlahnya ratusan. Tak hanya itu, konon beliau juga akan mengungkapkan kasus besar di KPK saat diperiksa. Padahal, si Bapak Kita ini diperiksa dalam rangka dimintakan keterangannya terkait kasus kebohongan tante Ratna, bukan kasus KPK.Â
Hanya Bapak Kita lah yang bisa melakukannya. Yang lain? Mana bisa! Kenapa? Karena Bapak Kita ini seorang Tokoh Hebat! Dan para pengikutnya juga orang-orang hebat! Ibarat kata motivator, mereka adalah orang-orang superr sekali! Karena mampu jadi pusat perhatian, terbukti rombongan Bapak Kita itu jadi tontonan orang banyak dan diliput banyak media.Â
Kalau saja lembaga MURI dan The Guinness Book of World Records jeli, peristiwa itu bisa dimasukkan dalam kejadian spektakuler, langka dan unik yang pernah ada di muka bumi ini.
Berubah jadi Lamaran Manten
Saya membayangkan peristiwa itu seperti rombongan keluarga calon penganten yang mau "melamar" anak gadis di kampung tetangga. Di jalan, hiruk pikuk rombongan bergendang dan bernyanyi ditonton banyak orang.
Kemudian, pihak rumah yang mau didatangi rombongan itu mengintip dari balik gorden rumah, untuk mengira-ngira berapa banyak rombongan datang karena terkait konsumsi yang bakal disiapkan tuan rumah.Â
Pihak tuan rumah sempat keder juga, soalnya rombongan yang datang banyak bangeet. Dan dilihat dari rautnya wajahnya, mereka makannya banyak. Sementara tuan rumah tidak siap menyediakan makanan yang berlimpah.
Untunglah tuan rumah ingat aturan adat, yang boleh masuk rumah dan bicara hanya satu orang, yakni Ketua Rombongan. Jadi fokus penyediaan konsumsi hanya untuk si ketua rombongan.Â
Lalu, bagaimana dengan rombongannya yang di luar? Sesuai kebiasaan, kalau bisa bikin ketua rombongan puas, lega, sumringah, merasa dimuliakan, maka rombongan tadi akan kenyang sendiri diterpa angin hepi nan sumringah si ketua rombongan.Â
Tadinya ketua rombongan akan bawa misi yang hebat sesuai pesan keluarga besarnya. Negosiasi pemantenan diperkirakan bakal seru, horor dan menegangkan, karena hal itu menyangkut harga diri mereka. Bahkan, kalau tidak diterima, maka tuan rumah akan dibikin susah hidupnya.Â
Untunglah, selain ngintip dari balik gorden, tuan rumah ternyata sudah tahu mentalitas si ketua rombongan. Pihak tuan rumah hapal kesenangan si Ketua rombongan. Bagi tuan rumah, bisa membuat ketua Rombongan merasa mulia dengan cara  memberinya kesenangan adalah Koentji!Â
Maka, disediakanlah makanan kesukaan ketua rombongan, yakni nasi gudeg lengkap. Tak hanya itu, dia dilayani dengan baik, dan diajak bercanda layaknya teman lama. Tidak ada kesan sebuah negosiasi lamaran manten.Â
Karena perut kenyang dan hati senang, maka ketua rombongan tak lagi hiraukan lagi pesan sponsor yang dibawakannya semula bagai ancaman.
Intinya, bikinlah suasana yang sama-sama hepi. Masyarakat pun hepi, walau tadinya mengira akan ada kehebohan setelah acara lamaran.Â
Dalam hal ini, pihak tuan rumah telah melakukan langkah cerdas!
Mari kita membayangkan lezatnya nasi gudeg itu, ada ceker dan suir daging ayam kampung, telor, rempelo ati, sambel pedesss, cabe rawit seger. Tak lupa pamungkasnya  es teh manis.
Aaw! Aaw! Nikmatnya, dijamin celana tak akan dipasang di kepala. Tapi kalau pun akhirnya terpasang, aku sih rapopo...
---Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H