Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gertakan Amien Rais dan Lamaran Manten

11 Oktober 2018   13:00 Diperbarui: 11 Oktober 2018   14:29 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan main tokoh kita yang satu ini. Konon, banyak orang menyebutnya Bapak Reformasi. Selain Amien Rais, jarang-jarang ada orang yang akan diperiksa polisi, lalu membawa rombongan pendemo dan pengacara yang total jumlahnya ratusan. Tak hanya itu, konon beliau juga akan mengungkapkan kasus besar di KPK saat diperiksa. Padahal, si Bapak Kita ini diperiksa dalam rangka dimintakan keterangannya terkait kasus kebohongan tante Ratna, bukan kasus KPK. 

Hanya Bapak Kita lah yang bisa melakukannya. Yang lain? Mana bisa! Kenapa? Karena Bapak Kita ini seorang Tokoh Hebat! Dan para pengikutnya juga orang-orang hebat! Ibarat kata motivator, mereka adalah orang-orang superr sekali! Karena mampu jadi pusat perhatian, terbukti rombongan Bapak Kita itu jadi tontonan orang banyak dan diliput banyak media. 

Kalau saja lembaga MURI dan The Guinness Book of World Records jeli, peristiwa itu bisa dimasukkan dalam kejadian spektakuler, langka dan unik yang pernah ada di muka bumi ini.

Berubah jadi Lamaran Manten

Saya membayangkan peristiwa itu seperti rombongan keluarga calon penganten yang mau "melamar" anak gadis di kampung tetangga. Di jalan, hiruk pikuk rombongan bergendang dan bernyanyi ditonton banyak orang.

Kemudian, pihak rumah yang mau didatangi rombongan itu mengintip dari balik gorden rumah, untuk mengira-ngira berapa banyak rombongan datang karena terkait konsumsi yang bakal disiapkan tuan rumah. 

Pihak tuan rumah sempat keder juga, soalnya rombongan yang datang banyak bangeet. Dan dilihat dari rautnya wajahnya, mereka makannya banyak. Sementara tuan rumah tidak siap menyediakan makanan yang berlimpah.

Untunglah tuan rumah ingat aturan adat, yang boleh masuk rumah dan bicara hanya satu orang, yakni Ketua Rombongan. Jadi fokus penyediaan konsumsi hanya untuk si ketua rombongan. 

Lalu, bagaimana dengan rombongannya yang di luar? Sesuai kebiasaan, kalau bisa bikin ketua rombongan puas, lega, sumringah, merasa dimuliakan, maka rombongan tadi akan kenyang sendiri diterpa angin hepi nan sumringah si ketua rombongan. 

Tadinya ketua rombongan akan bawa misi yang hebat sesuai pesan keluarga besarnya. Negosiasi pemantenan diperkirakan bakal seru, horor dan menegangkan, karena hal itu menyangkut harga diri mereka. Bahkan, kalau tidak diterima, maka tuan rumah akan dibikin susah hidupnya. 

Untunglah, selain ngintip dari balik gorden, tuan rumah ternyata sudah tahu mentalitas si ketua rombongan. Pihak tuan rumah hapal kesenangan si Ketua rombongan. Bagi tuan rumah, bisa membuat ketua Rombongan merasa mulia dengan cara  memberinya kesenangan adalah Koentji! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun