Saat ini klub-klub yang dulunya tergabung di "perserikatan' kini tak lagi amatiran dan tidak dibiayai APBD daerahnya. Mereka telah menjadi klub profesional murni, dari segi pembiayaan dan kepengelolaaan dalam kompetisi sepak bola Indonesia masa kini, baik di kasta Liga 1 maupun Liga 2. Namun "nafas perserikatan" yang pernah membesarkan nama mereka tetap dibawa dalam bentuk nama klub untuk meraih pendukung tradisional mereka yang turun temurun.
Dalam hal pendukung fanatik, kompetisi Perserikatan berbeda dengan Galatama. Pendukung klub Galatama tidak seramai dan tidak sefanatik perserikatan.
Klub bola yang murni profesional bisa berpindah-pindah homebase (markas)sesuai pencapaian prestasi atau kepentingan bisnis mereka. Sementara klub yang berlatar belakang nama perserikatan "terikat mati" dengan daerah asalnya, apapun nasib atau pencapaian prestasi mereka, mereka tidak pindah homebase (markas). Kedua hal tersebut menjadi salah satu pembeda terbentuknya fanatisme pendukung klub.
Auora kompetisi perserikatan sangat besar dan kuat dari para pendukungnya yang fanatik, bukan hanya didaerahnya semata melainkan tersebar di seantero nusantara. Tiap daerah hampir pasti ada orang Surabaya (Jawa Timur) yang cenderung mendukung Persebaya, orang Jawa Tengah cenderung mendukung PSIS, dan orang Sumatera Utara mendukung PSMS. Sehingga dimanapun mereka bertanding pasti para pendukungnya ramai dan heboh. Apalagi bila perhelatan final kompetisi perserikatan diadakan di Jakarta--dimana banyak orang daerah (kaum urban dan keturunannya) tinggal di Jakarta.
Walau pendukung ketiga klub itu fanatismenya berdasarkan kedaerahan, namun hal itu tidak menjadikan terpecahnya rasa persatuan dan kesatuan Indonesia.
Hal ini cukup unik karena ketika gelaran kompetisi perserikatan berlangsung dari awal sampai babak final, suasana persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga dengan erat. Tidak ada 'perang suku/etnis' hanya karena kalah bertanding bola. Aura pesta sepak bola perserikatan justru mampu menjadi pesta bersama seluruh rakyat Indonesia--yang mempererat persatuan dari perbedaaan-perbedaan yang ada di negeri ini.
Selamat datang Persebaya Surabaya, PSMS Medan dan PSIS Semarang di kompetisi Liga 1 periode mendatang--sebuah kompetisi sepak bola profesional dan modern yang tak lagi amatiran seperti era 80-an. Semoga dengan kehadiran tiga klub tradisional ini sepak bola nasional makin semarak, dan tak lupa tetap membawa spirit persatuan dan kesatuan bangsa.
Salam persatuan dalam sepak bola nasional!
Peb29/11/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H