Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Keangkuhan Dua Rindu

1 November 2017   02:56 Diperbarui: 1 November 2017   05:59 3690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutitipkan rindu pada diam
Bersama pesona yang tertekan
Kubungkus di cahaya temaram
Kuselipkan dalam kata kau sembunyikan

Bara rindu kita satu api
Tapi panasnya tak saling perduli
Siapa mula terbakar atau menjadi abu
Walau jarak telah berdamai dengan waktu

Aku tak mau perduli
Bila nalurimu berkelahi dengan rindumu
Kau pun tak pernah perduli
Saat logikaku ditindas rinduku

Kini
Hamparan bumi aku kuasai
Dan kau pilih tahta di awan
Kita lihat nanti siapa dimenangkan hujan

--- 

Peb1/11/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun