Dalam agama tidak ada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebagaimana organisasi massa atau organisasi produk manusia lainnya. Produk yang mengatur gerak kumpulan orang-orang (sebuah agama) adalah kitab suci---yang merupakan produk mutlak ke-Ilhian, dan bukan produk kumpulan manusia tersebut. Kalau pun agama dipandang sebagai sebuah 'lembaga' atau 'organisasi' namun hal tersebut tidak mengurangi keilahian yang terkandung didalamnya.
Sifat sakral (keilahian) pada agama dan sifat profan (keduniawian/manusia) menjadi dua hal yang membedakan 'Agama' dengan 'Ormas'---walau kedua bilik itu berisi atau merupakan 'kumpulan orang-orang/organisasi/lembaga'. Selain itu struktur bilik atau ruang Agama dan Ormas juga berbeda yang menempatkan keduanya pada level bilik berbeda di dalam ruang besar kehidupan manusia. Agama berada di hirarki yang lebih tinggi dari ormas. Dengan demikian apa yang ada di dalam kedua bilik tidak bisa dipandang dan diperlakukan sama.Â
Bila dipaksa 'dilakukan sama' maka si manusia yang melakukannya telah mengingkari panggilan batiniah ke-Ilahian-nya.  Manusia tersebut merusak hubungan pribadinya dengan Sang Kuasa dengan cara keduniawian (profan). Mereka (manusia) pun akan menjadi "bingung dan putus asa" tentang keberadaan (eksitensi) 'Sang Maha Kuasa' yang selama ini bersemayam dalam batin dan  diyakini di ruang privat mereka. Lebih lanjut, pengingkaran tersebut berimplikasi rusaknya suasana batin personal atau secara kelompok di dalam kehidupannya bermasyarakat. Kalau suasana batin rusak bisa memunculkan tindakan bersifat merusak (destruktif) di ruang publik.  Semoga hal tersebut tidak terjadi.
Salam
-------
Peb/8Okt2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H