Ketika Annisa Pohan membela keluarganya yang dilecehkan tentu tidak bisa disalahkan. Siapa sih yang mau diam saja saat dilecehkan? Persoalannya menjadi lain ketika Annisa Pohan melakukan pembelaan di medsos dalam kapasitas 'keluarga politik'. Saat suaminya sedang berjuang menduduki jabatan gubernur DKI yang prestisius.
Sebagai bagian dari politik, hal yang dilakukan Annisa Pohan menjadi tidak tepat bahkan bisa kontraproduktif bagi penampilan politik Agus Yudhoyono menuju DKI I. Publik akan mempertanyakan kesiapan mental Annisa Pohan selaku istri bila suaminya menjabat gubernur. Baru jadi calon gubernur saja sudah tidak tahan terhadap cemoohan terhadap suami, bagaimana nanti bila sudah jadi istri gubernur bila terpilih?
Mentalitas Politk dalam Keluarga
Mentalitas politik seorang Gubernur DKI akan teruji bukan saat dia mendapat sanjungan selangit, melainkan saat mendapat cemoohan dari segala arah. Mentalitas itu bukan semata dimilik si gubernur, melainkan orang-orang terdekat seperti istri, anak-anak, orang tua, mertua, dan menantu.
Sejatinya, Annisa Pohan sudah belajar banyak saat menjadi menantu Presiden SBY. Yang namanya cemoohan dan bully dunia medsos terhadap SBY sudah tak terhitung lagi. Annisa Pohan tak ada bunyinya membela sang mertua atas nama keluarga. Namun ketika sang suami yang dibully, tetiba 'amarahnya' muncul untuk membela keluarga. Apakah karena SBY "cuma mertua" sementara Agus adalah suami dan ayah bagi anak-anaknya?
Persoalan bully di medsos adalah keniscayaan masa kini bagi siapapun tokoh politik. Apalagi bila si tokoh itu memegang jabatan publik seperti gubernur, maka siap-siap mental untuk menerima cemoohan (bully) selama masa jabatan. Bahkan setelah jabatan berakhir! Lihat saja sang mertua, yakni SBY, sudah tak lagi menjabat presiden masih sering dibully di medsos.
Bila Annisa Pohan ingin suaminya langgeng di pentas politik maka selaku istri sebaiknya tak usah mempedulikan apapun cemoohan di dunia maya (medsos). Dengan begitu satu persoalan politik sebenarnya sudah berhasil dia selesaikan. Dia sudah membantu suaminya untuk terus fokus bekerja.Â
Bila sebagai istri "bersumbu pendek," setiap cemoohan (apalagi dari teman sendiri) di medsos ditanggapi, maka Annisa Pohan dianggap gagal sebagai istri politikus. Jangan harap hidup akan tenang, jangan pikir suami bisa bekerja dengan baik, justru PR suaminya bertambah yakni menenangkan istri yang 'ngamuk-ngamuk' karena keluarga dihajar terus menerus di media sosial. Kalau sudah begitu, kapan suami bisa fokus bekerja melayani publik?
-----
Peb16/01/2017
Sumber berita ; Satu, Dua,Tiga, Empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H