Katanya lagi, “Jangan lupa dateng, yaaa....tiada kesan tanpa kehadiran anda. Mohon maaf bila salah menulis nama atau gelar anda. Mohon maaf kami tidak menerima cindera mata selain amplop berisi uang atau cek”
----------
[caption caption="sumber gambar ; https://cdns.klimg.com/newshub.id/news/2016/11/02/104527/499192-lebaran-kuda-.jpg"]
“Ayooo...menulis! Hiduup Celana!!!...Hukum kang pep!” ..atau kami yang menghukumnya!!
Ada banyak lagi seruan dan teriakan. Belum lagi spanduk tertulis beragam ajakan provokatif untuk menulis sampai jempol gempor.
Tampak juga hadir pada demo besar itu beberapa tokoh terkenal seperti Kong Ragile - penulis sepuh, dan konon tokoh hebat di masa lalu Kompasiana. Pernah menjabat ketua Paguyuban Aah Nehi. Di usia sepuhnya, dia juga suka jalan kaki dari Yogya-Solo. Tokoh yang lain adalah penulis hebat Ryo Kusumo dan Jati Kumoro. Kedua tokoh ini menjabat wakil ketua Dewan Pemakan Rakus. Konon keduanya mengaku hadir sebagai pribadi, bukan mewakili lembaga atau partai, tapi begitu diminta tangung jawab bayar nasi bungkus, mereka mengelak dan mengaku ikut demo sebagai bagian tugas kontrol sesuai jabatannya di Dewan Pemakan Rakus.
Pada aksi itu tampak Gatot - seorang selebritis Kompasiana yang terkenal suka cerai dan kawin dengan sohib istrinya. Gatot berpidato sangat keras tertuju pada kang Pep , dengan kata-kata provokatif ;
"Ingin saya katakan, Kang Pep itu Ganteeng, tapi tidak boleh...!!!" Ingin saya katakan kang Pep itu tampan, tapi tidak boleeeh ".
Teriakan itu disusul teriakan oleh banyak pengikutnya dengan teriakan ;
"Kang Pep Ganteng! ".... Pep Tampan! "
Aksi demo akbar yang diklaim sebagai demo damai itu jadi rusuh dipenghujung acara. Bisa jadi ini sudah disetting sejak awal bila keinginan tidak dipenuhi hari itu juga seperti anak kecil menangis terguling-guling di lantai minta mainan.
Aksi rusuh dikomandoi oleh Anhuzqi (AAA), Gatot, Hery Fuk, Bocah Tua Nakal (Botuna), Ninjelen Loch atau Hulk200, bahkan aktifis mahasiswa yakni Boris dan Luna menjadi orang terdepan melakukan serangan anarkis terhadap aparat keamanan. Konon kedua aktifis itu berasal dari himpunan mahasiswa ileran.
Para mendemo rusuh itu melakukan aksi anarkis dengan cara membanting dan membakar Hp, Smartphone, BlackBerry dan sejumlah kalkulator rasa smartphone. Ada juga sejumlah simphoa rasa blackberry.