Keempat, Adu 'Gengsi Dinasti  Politik ‘
Sudah menjadi rahasia umum adanya ’persaingan pribadi nan abadi’ antara SBY dan Megawati. Peristiwa politik masa lalu antara keduanya menjadikan relasi politik kedua tokoh itu tidak harmonis,  bahkan merambah ke relasi pribadi. Megawati dan SBY diketahui publik saling tidak tegur sapa.
Megawati memiliki trahpolitik yang panjang dan menjadi bagian sejarah negeri ini. Dari ayahnya  (Ir Soekarno-proklamator dan presiden pertama RI), Megawati, suami (alm. Taufik Kiemas) dan anaknya (Puan Maharani) berkecimpung di politik nasional. Kini SBY nampaknya sedang  ‘membangun hal yang sama’. Kombinasi semua itu memunculkan persaingan ‘gengsi keluarga politik’ di  tingkat elit negeri ini. Puan Maharani, anak Megawati masih aktif di struktur pemeritahan Jokowi.  Sementara dari keluarga SBY tidak ada. Ibas anak bungsunya yang diharapkan bisa eksis tampaknya tidak bisa tampil optimal di panggung politik nasional, maka ketika Pilgub DKI rasa Pilpres akan diadakan bisa menjadi momen tepat menghadirkan anggota baru dari keluarga SBY di pentas politik elit negeri ini.
Dinamika ‘gengsi keluarga politik’ tersebut  sangat menarik karena dari segi jumlah keluarga inti, SBY lebih unggul di kancah Pilgub DKI. Mulai dari SBY sendiri, Bu Ani Yudhoyono, Ibas dan Agus. Jadi, sebagai sebuah keluarga politik mereka sangat lengkap. Belum lagi ditambah para paman yakni Agus Hermanto-adik SBY, Pramono Edhi Wibowo-adik bu Ani serta  kerabat dekat SBY lainnya yang berada di tingkat elit partai Demokrat. Sementara pihak keluarga Megawati tinggal dua orang yang eksis, yakni Megawati sendiri dan anaknya, Puan Maharani. Anak Megawati yang lain tidak terlalu menonjol. Begitu juga dengan adik beradiknya. Bahkan Rachmawati - sang adik - seringkali berseberangan politik dengan Megawati.
Kalau kelak SBY naik panggung kampanye Pilgub DKI 2017 beserta seluruh keluarganya untuk mendukung Agus Yudhoyono akan menjadi sebuah ‘tontoan politik’ yang menarik. Bisa jadi tak kalah menariknya dibanding sinetron dan infotainmen yang sekarang marak di televisi nasional. Keluarga SBY merupakan  sebuah keluarga inti yang utuh dan kompak dalam berpolitik.  Secara ‘positive thingking’ akan menjadi contoh solidnya sebuah keluarga dalam relasi internal dan dalam berpolitik di satu era yang sama. Apa yang mereka lakukan sah-sah saja secara hukum karena mereka sebagai pribadi dan warga negara punya hak politik yang sama dengan warga lainnya di negeri ini. Mereka layak dan pantas melakukannya sejauh tidak ada rambu hukum dan demokrasi yang dilanggar.
Tampilnya SBY di panggung kampanye beserta keluarga inti di Pilkada DKI 2016 bisa dicatat MURI  sebagai sesuatu yang  ‘unik’. Hal ini juga sebagai catatan sejarah bangsa yang kelak bisa dijadikan pembelajaran penting masa kini dan masa depan.
Selamat mengamati...
-----
Peb 19/10/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H