Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasiana Nangkring "Tambang untuk Kehidupan" Membuka Satu Folder Sejarah yang Terbenam

17 Oktober 2016   17:57 Diperbarui: 13 November 2016   03:09 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gedung Musium Geologi jaman Belanda masih bernama Geologisch Laboratorium II sumber gambar ; http://hellobandungku.com/wp-content/uploads/2015/10/MG.jpg"]

[/caption]

Gedung Geologisch Museum tersebut kini lebih dikenal dengan nama Musium Geologi Bandung, yang kemarin jadi tempat ‘Kompasiana Nangkring Tambang untuk Kehidupan’.

Selama Dienst van den Mijnbouw berdiri di Bandung, ada satu orang Indonesia, yakni Arie Frederik Lasut yang bekerja di sana. Ia kemudian berhasil mendapat beasiswa dari Dienst van den Mijnbouw(Jawatan Pertambangan) untuk menjadi asisten geolog. Itu merupakan jabatan yang tinggi dan penting karena termasuk kategori tenaga ahli bidang geologi.

DinamikaGeologisch Museum jadi Saksi Penting Perjuangan Kemerdekaan

Pada perang dunia ke II Jepang mengalahkan Belanda dan masuk ke Indonesia tahun1942, lembaga Dienst van den Mijnbouw diambil alih Jepang dan diganti namanya menjadi Kogyo Zimusho. Setahun kemudian, berganti nama jadi Chishitsu Chosacho. Jepang melihat lembaga ini penting, namun karena mereka lebih sibuk di pada pencetakan kader militer (Peta), kegiatan penelitian geologi tidak begitu berkembang dibandingkan masa pemerintahan kolonial Belanda.

Tahun 1945 Indonesia memploklamirkan kemerdekaan, lembaga Chishitsu Chosacho diambil alih pemerintah Indonesia dari tangan Jepang. Hari Jumat, 28 September 1945, sekelompok pegawai muda di kantor Chisitsu Chosasho pun bertindak, mereka dipelopori oleh Raden Ali Tirtosoewirjo. Arie Frederik Lasut, R. Soenoe Soemosoesastro dan Sjamsoe M. Bahroem yang mengambil alih dengan paksa kantor Chisitsu Chosasho dari pihak Jepang, dan sejak saat itu nama kantor diubah menjadi Poesat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG antara tahun 1945-1950).

Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia. Di Bandung, mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh pemerintah Indonesia.

Keberadaan kantor PDTG dinilai penting oleh pasukan Belanda (NiCA) karena sebelum kalah perang dan diusir Jepang dari Indonesia tahun 1942, mereka sudah tahu bahwa kantor tersebut menyimpan banyak dokumen penting kekayaan geologi dan mineral bumi Indonesia yang merupakan hasil kerja mereka saat menguasai Indonesia dahulu. Maka tak heran mereka ingin menguasainya kembali. Namun pemerintah Indonesia juga tahu akan pentingnya dokumen-dokumen itu sehingga tidak mau begitu saja menyerahkannya ke pasukan agresi Belanda.

Para pegawai muda Indonesia yang berkeja di kantor Geologisch Museum bersama rakyat yang mengetahui hal itu melakukan perlawanan terhadap pasukan agresi belan dan untuk mempertahankan gedung Geologisch Museum. Terjadilah pertempuran yang sengit di kota Bandung. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8, Bandung, pada tanggal 12 Desember 1945.

Selama 4 tahun masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda (Nica), yakni antara tahun 1945-1949, keberadaan dokumen geologi dan sumber daya mineral itu selalu berpindah-pindah tempat dari Bandung ke Tasikmalaya, Solo, Magelang, Yogyakarta. Hal ini dilakukan pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Arie Frederik Lasut untuk menghindari penguasaan oleh pasukan agresi Belanda.

[caption caption="Arie Frederik Lasut, tokoh tambang Indonesia yang mendapat penganugerahan jadi pahlawan nasional II sumber gambar ; http://4.bp.blogspot.com/-QW_7Dh4ydhc/Vbke-BY982I/AAAAAAAACJU/VYle3oeRyg4/s640/.jpg"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun