Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menanti Humor Segar Prabowo di Kompasianival 2016

3 September 2016   16:04 Diperbarui: 3 September 2016   16:10 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini penjelasan Ahok; Pertama, soal budaya PNS yang ‘Khas’ ya sebagai pimpinan harus berani cerewet, dong. Masak boss diam saja melihat anak buah malas-malasan kerja hanya karena PNS tidak mudah dipecat? Kedua, di Jakarta itu sudah banyak orang pintar, sudah banyak konsep-konsep pembangunan dibuat oleh para arsitek top, termasuk para teman kang Emil (sambil Ahok menunjuk langsung kang Emil didekatnya yang tersenyum tersipu malu...heuheuheu..). Selama ini banyak konsep dibuat hanya jadi buku laporan proyek dan disimpan manis dirak buku saja! Yang dibutuhkan adalah eksekusi konsep itu segera, soal tantangan sosial ya...harus dihadapi demi kepentingan masyarakat lebih luas. Kalau, soal tekanan politis dan ancaman. Ahok cuma butuh dua persiapan, yakni memperkuat tangan dan kaki. Sontak jawaban ini bikin diam dan jadi tanda tanya audience. Kenapa?  ‘’Kalau ada yang mau ngeroyok mukulin gue, ya gue lawan pakai tangan, kalau udah kagak mampu gue lari...kan kaki mesti kuat tuh biar bisa lari kenceng? heru heu heu...! ada benarnya juga ya...

Keseluruan diaolog berlangsung santai, penuh canda tanpa kehilangan sisi pesan dari masing-masing tokoh.  Diliran kang emil yang bikin Ahok di skakmat dan tersipu malu. Kalau pak Ahok konsisten memperjuangkan kepentingan orang banyak, tolong ganti rugi bis Persib dan pendukungnya yang dirusak Jakmania di Jakarta pada pertanginan liga Indonesia. Sontak Ahok mati kutu. Ha ha ha...saat itu juga Ahok deal ganti rugi. Dan mereka pun toss diatas panggung. Suasana tetap akrab.

Ada banyak pernyataan spontan dan jawaban diselingi humor. Bagaimanapun sisi personal seseorang tokoh itu akan muncul ketika dia tidak dikelilingi orang-porang politiknya. Ini yang jarang tereskpos di publik. Kesempatan interaksi langsung inilah kita bisa melihat gestrue dan humor lepas si Tokoh

Bagaimana dengan Humor Prabowo?

Selama ini Prabowo relatif jarang tampil di publik di luar platform politiknya.  Jarang televisi mewawancarai beliau secara santai, apalagi dia bertemu muka dengan banyak orang kritis dengan latar belakang berbeda seperti para Kompasianer.

Akan menarik sekali bila kelak dia bisa hadir di Kompasianival, disanalah dia bisa menjadi dirinya sendiri untuk menyampaikan pesan dan idealismenya sebagai tokoh nasional. Audience tentu ingin mendengar penjelasan beliau berkaitan dengan sejumlah hal kontroversial yang selama ini hanya didengar publik lewat media dan bisik-bisik publik. Tentu saja semua itu diharapkan tidak melulu secara kaku. Kalau bisa dengan gaya bercanda. Konon bisik-bisik para netizen, beliau pernah melempar hp ke jidat Fadli Zon ketika dikritisi. Nah, Kompasienr bisa tanyakan itu, tentu saja Kompasianer harus siap-siap kalau dilempar pakai hp oleh Prabowo. Kalau bisa sih jangan kena jidat, tapi masuk kantong! heru heu heu....

-------

Tje Lee Goek3/09/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun