Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Pecinta Kursi

30 Juli 2016   22:41 Diperbarui: 31 Juli 2016   14:24 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lima tahun berjalan sejak suaminya pensiun, hampir semua toko furniture dan Mall di Jakarta pernah dia datangi bersama suaminya, namun tak satupun kursi terbeli.

Sengaja Nana tidak secara khusus meminta suaminya untuk memilih kursi yang dia inginkan. Biasanya bila mengajak suaminya ke toko furniture Nana memberi alasan untuk mencarikan teman-temannya.

Karena sering ke toko furniture untuk mencarikan kursi bagi suaminya, Nana jadi tahu banyak soal 'Ilmu' furniture. Dia sering mencari informasi, bertanya dan ngobrol dengan pemilik toko atau SPG. Kini Nana jadi 'konsultan' furniture bagi relasi dan teman-temannya, sekaligus marketing beberapa merk. Pihak agen dan pemegang merk tertarik dengan Sasa yang gaul dan komunikatif, kemudian menawarkannya jadi freelance marketing produk mereka. Hasilnya lumayan, Nana bisa mendapatkan fee dari hasil penjualannya. Sebagian uang itu Nana belikan emas batangan atau perhiasan sebagai tabungan.

Nana makin banyak relasi dan dikenal sebagai 'Konsultan Furniture'. Mulai dari teman-teman sekolah semasa SMP sampai kuliah, keluarga besar, teman lingkungan rumah dan anak-anaknya, dan banyak lagi. Belum lagi dari pertemanan di media sosial dan relasi baru dari rekomendasi para relasi sebelumnya. Semua rata-rata puas atas kerja Nana.

Suaminya tak pernah mempermasalahkan itu. Secara tidak langsung mendukung karena tidak pernah komplain atas kegiatan Nana.

Disela-sela kegiatannya seringkali muncul perasaan 'kurang' dalam hati Nana. Seakan ada sesuatu yang mengganjal atau belum tuntas. Dia belum menemukan kursi yang diinginkan suaminya. Padahal menjadi 'konsultan furniture' bermula dari perburuan kursi untuk suaminya! Sudah sampai tahap jadi Konsultan seperti sekarang ini masih saja setiap hari dia melihat suaminya menggambar sketsa kursi. Masih saja dia yang membereskan kertas-kertas itu kala suaminya pergi atau tertidur di kursi.

Suatu kali di sebuah persiapan pameran furniture Nana berkenalan dengan Bambang Setiawan, seorang pengusaha. Orangnya sangat gaul dan komunikatif. Dari bicara serius sampai bercanda. Dan ternyata pak Bambang adalah kawan kuliah suaminya!

"Dik Nana, Mas Basrinov itu orang hebat! Dulu kami sama-sama aktivis kampus. Makan, mandi dan tidur di sekretariat pergerakan. Dia sangat idealis. "

" Oh ya, trus apalagi ceritanya dulu itu? "

" Dia bercita-cita jadi Anggota Parlemen. Dia paling benci birokrasi negara ini yang katanya banyak tikusnya. Dia ingin membuat undang-undang yang menutup gerak para tikus itu, serta mengawasi kerja Eksekutif. Tapi entah kenapa justru dia jadi birokrat. Jadi pejabat ! Ha ha ha! "

" He he he! Iya, itulah perjalanan hidup, mas..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun