Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tertantang Masuk ke Subyektifitas Kompasiana

19 Juli 2016   10:32 Diperbarui: 19 Juli 2016   10:52 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, jadi pak Peb suka subyektifitas Admin?"

"Bukan pada subyektifitas itu, dodol!! tapi pada bentuk pertanyaan anda. Jangan pernah bikin saya esmosi lagi!!
Anda harus paham dimanapun sesuatu yang di dalamnya ada entitas 'Penentu' dan 'Yang Ditentukan' akan selalu ada subyektifitas. Di Kompasiana, Admin jadi penentu kelayakan tayang tulisan Kompasianer. Sedangkan Kompasianer di pihak 'yang ditentukan' dengan subyektifitasnya menganggap admin subyektif.

"Lho, kalau boss sudah paham apakah harus pasrah 'ditentukan oleh si Penentu? Bukankah itu tidak adil? Masak anda hanya diam pada ketidakadilan?"

Ada sejumlah alternatif sikap, misalnya ; 'melawan', 'pasrah', 'mendukung', 'cuek', 'mensiasati' dan lain-lain. Semua sah saja sependek disampaikan sesuai TOC Kompasiana. Sebelumnya mesti dipahami, walau sejatinya TOC itu jalan tengah bagi admin dan Kompasianer, namun aromanya juga tak lepas dari Subyektifitas.

"Sebentar, pak Boss..eh om Peb...tadi anda sebut ada alternatif 'Mensiasati'. Ini hal menarik yang sangat menarik. Maksudnya apa?"

Maksud saya, subyektifitas admin itu sebenarnya kita bisa siasati. Kita masuk saja ke subyektifitasnya. Beres.

"Caranya, Boss?"

Ah, kamu ini. Masak hal itu pun harus diajari? Bukankah seperti tadi kau katakan setiap Penulis itu Mahluk yang Unik? Gunakan keunikanmu sebagai siasat untuk masuk ke Subyektifitas Admin. Paham?

"Belum, boss. Masih terlalu absurd. Mungkin boss bisa kasi contoh nyata."

Begini, saat kau bersiasat itu gunakan subyektifitasmu sebagai penulis yang unik, jangan pernah menyerah saat subyektifitasmu ingin keluar dari dirimu karena berbenturan dengan subyektifitas admin. Ingat hukum fisika ; Kutup senama tolak menolak, Kutub tak senama tarik menarik. Kau tak pernah tahu apakah kutubmu Senama dengan kutub admin, bukan? Begitu juga admin, tak tahu kutubmu apakah Senama atau tidak. Nah, pada saat itulah kau bisa menjadi apapun di Kompasiana dengan keunikanmu. Pada saat itulah siasatmu bekerja.

"Hadeuuh, boss ini makin rumit saja. Urusan menulis dibawa ke hukum fisika. Manalah kutahu. Kasi contoh yang gampang dong, boss."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun