Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan dengan Surat di Bandara

30 Juni 2016   15:11 Diperbarui: 30 Juni 2016   15:46 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah kakiku masih cepat dan terburu-buru agar bisa tetap sejajar dengan Surat. Jantungku berdegub kencang. Mungkin dipaksa berlari, sementara aku sudah jarang berolah raga, akibatnya jadi terengah-engah.

Sambil kucoba mencerna kata-kata si Surat sembari melihat sekeliling. Banyak orang di sini tampak berlaku tertib, rapi, dan nampak elegan di keramaian. Sebuah peradaban yang enak dinikmati. Namun ada yang janggal kurasa. Kusimak satu persatu, mereka semua pakai celana. Segera kulihat kebawah pinggangku sendiri, ternyata....aaaagghh!
------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun