[caption caption="Ilustrasi II sumber gambar ; http://www.suararakyatindonesia.org"][/caption]
Aku ingin berbohong. Ijinkanlah...
Kenapa kau ingin berbohong?
Selama ini aku ragu, apakah aku telah berkata benar atau selalu berbohong. Aku ingin merasakan jadi Pembohong.
Kenapa kau ragu? Bukankah berbohong tak butuh keraguan?
Seperti kau katakan 'berbohong tak perlu ragu', sementara aku selalu ragu. Aku ingin bisa sepertimu mampu tanpa ragu.
Apakah berarti kau sering melihat aku sering berbohong?
Aku tidak tahu pasti, karena aku sering dilanda keraguan.
Lalu kenapa kau harus minta ijin untuk berbohong?
Aku ingin melihat bagaimana mereka menikmati kebohonganku.
Kalau semua orang sebelumnya sudah tahu kau berbohong, nanti kebohonganmu tak akan didengar!
Ohh, berarti orang-orang itu sejatinya penikmat kebohongan. Begitu?
Maksudku bukan begitu, bagi mereka, kau berbohong atau tidak bukan persoalan. Mereka menikmati apapun sejauh mereka tidak mengetahui dibohogi.
Justru itu, aku ingin melihat dan menikmati mereka saat sadar sedang kubohongi. Pada saat itu kurasa keraguanku akan hilang!
Kau gila! Apa yang ingin kau lihat dari hal itu? Percuma saja! Tak ada yang bisa kau nikmati selaia sumpah serapah mereka! Yang harus kau jaga adalah kebohongan itu, bukan kejujuran membohongi.
Aku ragu bisa menjaganya.
Baiklah. Sekarang, bila kau kuijinkan berbohong, apa yang pertama akan kau lakukan?
Oh, tentu saja berterimakasih. Akan aku jaga sekuat tenaga untuk bisa berbohong!
------
Pebrianov28/06/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H