Panggung itu tak jauh
setiap orang bisa mencapainya
sekali lempar batu dari niat berpijak Â
Panggung itu penuh cahaya menghujam altar
membising memecah udara malam
menawarkan sensasi liminalitas
Berbondong kaki mendekat
berkerumun dan mencipta sorak
ragam nada didalam satu kata
tangan diangkat
kemudian melambai seperti ilalang terhembus
mereka tunduk pada suara dan gerak
berpatuh di aura sang bintang yang berubah jadi nabi
Orang-orang itu larut dalam gelora
yang dibangunkan paksa dari gudang belakang logika
Mereka bersatu mencari makna yang tercecer saat melangkah
berpura lupa pada setiap arti yang telah dilambangkan siang
sesekali menggadaikan nurani yang setia
membiarkan setiap lembar alat tukar hilang nilai
Di bawah panggung itu
mereka mengurai makna sambil melarikan diri dari lambang-lambang
yang mengejar di belakang pundak lelah
padahal makna pernah mengabarkan
dia tak perlu sorak
tak perlu kilau lampu sorot
tapi sebuah hening
dari cermin setiap tubuh
-------
Pebrianov29/05/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H